Resensi Buku Dialetika Kesadaran Perspektif Hegel

Martin heldegger adalah seorang filsuf ternama abad kedua puluh yang di gelari  “empumetafisika” sementara tokoh yang di diskusikannya, georg wilhelm friedrich hegel adalah filsuf jerman yang sangat terkenal dengan konsep dialetika dan idealismenya. Buku ini sebenernya berjudul “hegel’s concet on E xpernece” (konsep hegel mengenai pengalaman).
Sebuah keraguan benar di hilangkan jika mempunyai dan datangnya suatu kebenaran, dan oleh karena itu sungguh-sungguh boleh membayangkan dirinya di persiapkan untuk kebenaran dan di perlengkapi untuk ilmu : pemecahannya tidak mencari ilmu pada otoritas, namun lebih tepatnya menguji sesuatu pada diri sendiri pada pikiran-pikiran orang lain. Namun lebih baik menghasilkan segala sesuatu dengan diri sendiri dan hanya mempertahankan tindakan diri sendiri sebagai yang benar. Rangkaian bentuk-bentuk kesadaran adalah sejarah rinci pendidikan kesadaran itu sendiri menuju tingkat ilmu.
Mengikuti keyakinan diri sendiri pasti lebih dari pada sekedar menyerahkan diri kepada otoritas. Melainkan pengubahan pendapat yang erat pada otoritas mennjadi pendapat menjadi pendapat yang mengemukakan keyakinan pribadi, apa yang di pertahankan tidak mesti di udah dan kebenaran tidak niscaya menggantikan kesalahan. Bagi  pengetahuan tujuan itu di tetapkan sama pentingnya dengan gerak maju. Ia adalah titik di mana pengetahuan tidak perlu lagi melampaui dirinya, di mana ia mendapati dirinya sendiri dan di mana konsep sesuai dengan objek dan objek sesuai dengan konsep. Oleh karena itu di cabut sampai ke akar-akarnya berarti itulah kematiannya.
 Namun karena kesadaran untuk diri adalah konsep kepunyaan sendiri, ia segera melampaui apa yang terbatas dan karena keterbatasan ini adalah kepunyaan sendiri maka ia melampaui dirinya. Yang mengetahui bagaimana semua pemikiran dapat di larutkan dengan tak putus-putusnya dan kehilangan semua isinya tidak menemukan apapun selain dari itu yang tandus adalah suatu kepuasan yang harus ditinggalkan pada dirinya sendiri, karena ia melepaskan diri dari yang universal dan hanya mencari yang ada-untuk-dirinya sendiri. Sesuatu ini adalah sesuatu untuk kesadaran atau adanya sesuatu untuk sesuatu kesdaran adalah pengtahuan. Karena pengetahuan adalah objek kita. Karena kita menyelidiki pengetahuan tampak bahwa kita sedang menyelidiki apa pengetahuan itu dalam dirinya sendiri, kesadaran memperlengkapi dirinya dengan standardnya sendiri, maka penyelidik itu akan perbandingan kesadaran dengan dirinya sendiri. Kedua noten ini, konsep dan objek, ada-untuk-yang lain dan ada-dalam-dirinya dan sesuai isinya, ia dapat di sebut ilmu mengenai pengalaman atas kesadaran. Filsafat melihat apa yang hadir sejauh ia hadir, melihat apa yang berlaku di dalamnya dari dirinya sendiri merujuk pada yang muncul dan tampak dalam ketidak tersembunyiannaya. Menurut hegel filsafat adalah pengetahuan aktual mengenai apa yang benar-benar ada adalah yang nyata berfikir mencari “fundamental absolutum” di dalam kepastiannya sendiri yang tak tergoyah kan pada apa yang telah di pikirkan. Filsafat ialah sang ilmu par excellence (yang tiada taranya).
Hakikat subjek di susun dalam model pengetahuan diri, kesubjekan mengandung arti pengetahuan diri yang tak bersyarat. Hegel tidak menyatakan bahwa ilmu dapat bekerja tanpa ragu-ragu, karena adanya keragu-raguan pengetauan di anggap sebagai alat (instrumea/media). Sejak filsafat modern telah menjejakan kaki pada apa yang baginya adalah kebenaran tetap berayun-ayun kepada kepastian, namun segera sesudah ia menyatakan suatu kebenaran, ia telah mewakili sang absolut. Namun sejarah kita, kelihatannya di dorong oleh kekhawatiran dan ke hati-hatian, maka pembedaan antara suatu kebenaran absolut dengan kebenaran-kebenaran lain, kita terapung-apung dalam suatu pembedaan yang kabur, dengan ke kaburan pembedaan ini di buat prinsip kritik dan kriteria denngan nama ilmu di nilai. Karena ilmu tidak dapat secara sederhana menolak suatu bentuk pengatahuan yang tak benar sebagai pandangan biyasa belaka terhadap benda-benda dan memberi jaminan bahwa ia merupakan cara mengetahui yang benar-benar berbeda, yang padanya pengetahuan lain tidak mempunyai apapun, tetapi ilmu dalam membentuk penampakannya adalah suatu penampakan itu sendiri, ilmu muncul persis seperti pengetahuan lain. Tentu saja, ia dapat menjamin kita bahwa ia adalah pengetahuan yang absolut, yang di hadapannya semua pengertian lain harus lenyap.
Penyajian pengetahuan fenomenal adalah jalan setapak kesadaran alamiah ke arah ilmu. Hegel menggunakan pembedaan antara yang alamiah (natural) dan nyata (real), hegel menganggap bahwa alam adalah konsep semata sehingga tidak nyata. Hegel sama sekali tidak mengatakan bahwa alam hanyalah sekedar konsep, namun ia benar-benar mengatakan bahwa kesadaran alamiah ternyata adalah konsep belaka pengetahuan, atau pengetahuan yang tidak nyata, hegel mengatakan dalam bagian ini bahwa kesadaran alamiah bertahan di dalam suatu sistem pendapat. Kesadaran alamiah menerima dengan cara yang sama segala sesuatu yang tidak dapat di indrai, yang berupa non indrawinya intelek dan logika atau  di - indrawinya hal yang rohaniah.
Dari sudut pandang ilmu tentang pengetahuan fenomenal, jalan penyajian bagi kesadaran alamiyah adalah jalan putus asa, walaupun kesadaran alamiah itu sendiri tidak mengetahuinya. Semakin tuntas penyajian mengikuti jalan putus asa semakin cepat ilmu menuntaskan penampakanny. Skepsis berarti melihat, mengawasi, mengamati dengan seksama, melihat apa dan bagaimana para pengada sebagai pengada. Hegel memakai kata “mengada”, sebagai istilah untuk para pengada, karena termenologi hakikatnya ialah suatu instrumen ilmu-ilmu. namun karena kesadaran untuk dirinya adalah konsep kepunyaan sendiri, ia dengan segera melampaui apa yang terbatas, dan karena keterbatasan ini adalah miliknya, ia melampaui dirinya sendiri. Bagaimana semua pikiran dapat dilarutkan terus menerus dan dirampas semua isinya, menemukan tiada hal lain selain “aku” yang tandus sebagai kepuasan yang harus di tinggalkan pada dirinyanya karena menghindari yang universal dan hanya mencari ada-untuk-dirinya. Kesadaran dalam dirinya sendiri adalah tegangan perbedaan bersama antara pengetahuan alamiyah dan pengetahuan nyata masa kini adalah bagian dari keinginan pengertian itu sendiri yang senang dalam kelembaman kecerobohannya sendiri di mana ia mengakhiri segala sesuatu. Kesadaran membedakan dari dirinya sesuatu yang pada waktu sama menghubungkan dirinya atau sebagaimana hal ini di ungkapkan : sesuatu ini adalah sesuatu untuk kesadaran. Sisi yanng menentukan proses menghubungkan ini, atau ada sesuatu untuk keadaran adalah pengetahuan. Secara umum apa yang di ketahui bukan sekedar di wakili dalam mengetahui, lebih tepatnya, mewakilkan berarti bahwa apa yang di ketahui sebagai sesuatu yang nyata ada di dalam diri nya sendiri, karena itu sesuatu yang benar-bena ada. Ada dalam diri dari apa yang di ketahui ini di sebut kebenaran, karena kesadaran adalah di satu sisi, kesadaran pada objek dan di sisi lain, kesadaran pada dirinya ia adalah kesadaran mengenai apa yang benar baginya, dan kesadaran akan pengetahuannya terhadap kebenaran ini. Karena keduanya ada untuk kesadaran, kesadaran itu sendiri adalah perbandingan mereka, apakah pengetahuannya pada objek sesuai atau gagal sesuai dengan objek ini akan menjadi masalah untuk kesadaran itu sendiri, bukan sebagaimana ia untuk kesadaran, tapi sebagaimana ia ada dalam dirinya.
Khususnya suatu pengujian yang di tentukan oleh fakta bahwa pengetahuan adalah kesadaran. Kesadran alamiyah adalah pengetahuan langsung pada objek yang di pandang sebagai yang benar “kesadaran menguji diriya”. Kesadaran berdasarkan hakikatnya adalah perbedaan antara “ada-dalam-dirinya, dengan ada untuknya” antara kebenaran dan pengetahuan. Kesadaran alamiya – yang tidak pernah dapat di temukan kesadaran ini, karena ia merupakan latar belakangnya sendiri – adalah dirinya sendiri. Sejauh sebagai hal yang baru, objek sejati yang muncul kepada kesadaran sebagai akibat darinya, tepatnya apa yang di sebut pengalaman. Kita melihat bahwa kesadran sekarang mempunyai dua objek, satunya adalah dalam diri, kedua adalah ada-untuk-kesadaran-dalam-diri ini. Namun kesadaran adalah konsep kepunyaannya sendiri.



Oleh : G.M. Hendrawan
(Kader IMM Kom. FIP UMJ)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Bersama Allah Aku Tak Lagi Mengenal Kata Bersedih

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu