PEREMPUAN HEBAT DI HIDUPKU


         Tepat pada hari ini tepat tanggal 21 April 2020, kita memperingati hari Kartini. Sosok Raden Ajeng Kartini atau biasa kita kenal dengan kartini merupakan pejuang kaum perempuan yang pada saat itu perempuan di anggap lemah dan tidak mampu meyaingin laki-laki. Perempuan dianggap hanya pantas di dapur saja tidak pantas keluar rumah untuk mengenyam pendidikan ataupun berjuang melawan penjajah, sedangkan hanya kaum laki-laki yang diperbolehkan mengenyam pendidikan dan berjuang melawan penjajah.

Saat kamu mendengar kata “perempuan”, siapakah yang pertama kali terlintas di pikiran kamu? Guru mu? Kekasih mu? Kakak mu? Atau kah idola mu?. Ya setiap pribadi memiliki seseorang yang selalu dipikirkan dan selalu di prioritas kan. Tapi tahukah kamu, ada satu makhluk perempuan yang selalu memikirkan kamu selama 1×24 jam pagi siang sore dan malam tanpa pernah kamu sadari? Dia adalah ibu mu. Saya yakin semua orang menyanyangi dan mencintai ibunya masing-masing. Baik yang masih ada maupun yang sudah tidak ada. Kata orang-orang, ibu merupakan malaikat tanpa sayap. Dan saya mempercayainya. Itu merupakan hal yang benar karena ibu selalu lembut dan halus segala tindakan dan perbuatannya. Tatapannya yang hangat akan selalu begitu walaupun termakan dengan usia. Terkadang ibu rela menahan lapar demi anak nya makan. Saya ingin bercerita sedikit tentang ibu saya. Ibu saya itu sangat sabar dan sangat tabah. Mengapa saya berbicara seperti itu? Karena disaat saya tidak mendapat SNMPTN dan SBMPTN mama saya tetap sabar walaupun saya mengetahui Ibu saya sangat sedih mendegar berita tersebut. Selain itu, ibu saya tidak pernah menunjukkan bahwa dirinya sedang sedih. Pernah sekali, ibu saya menangis karena bapak saya yang tiba-tiba jatuh sakit yang sangat parah. Disaat saya melihatnya, saya menanyakan mengapa ibu menangis? Ibu saya langsung menghapus air matanya dan berkata “tidak apa-apa bang”. Sikap perhatian dan melindungi anaknya yang akan terus ada walau kita sudah dewasa. Jika kita melihat definisi kata Ibu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terkini, maka kitab bahasa yang merupakan tingkatan tertinggi dalam institusi negara itu akan mendeskripsikan Ibu sebagai “wanita yang telah melahirkan seseorang, sebutan untuk wanita yang sudah bersuami, panggilan yang takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum”. Menurut saya pribadi, Ibu merupakan makhluk yang sangat cantik melebihi siapapun didunia ini. Selain kecantikannya, Ibu juga sangat baik kepada saya dan kepada orang lain. Sejak saat itu, saya juga belajar dari ibuku. Disaat keadaan sedih, ibuku tidak ingin dilihat oleh siapapun. Dan terlihat bahwa tidak terjadi apa-apa yang telah terjadi Dari defisi tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa seorang ibu merupakan wanita yang telah melahirkan seseorang dan membesarkan dengan baik yang diiringi dengan cinta dan kasih sayang.

Melahirkan adalah salah satu fase yang dilalui kebanyakan perempuan. Ia adalah pertarungan penuh risiko, mulai dari rasa sakit yang biasanya hampir tak tertanggungkan, hingga risiko kematian. Saya pernah mendengar sebuah pembicaraan tentang betapa sakitnya seorang ibu saat melahirkan. Saat melahirkan, rasanya seperti 20 tulang dipatahkan secara bersamaan. Jika satu tulang patah, rasanya sangat menyakitkan. Apalagi 20 tulang yang dipatahkan secara bersamaan, saya sudah tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sakit itu. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperkirakan bahwa sekitar 830 perempuan meninggal setiap hari karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Sekitar 99 persen dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang pada 2015 adalah 239 per 100.000 kelahiran hidup versus 12 per 100.000 kelahiran hidup di negara maju. Antara 2016 hingga 2030, sebagian dari Sustainable Development Goals menargetkan untuk mengurangi angka kematian ibu global untuk kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Melihat hal itu, kita dapat melihat betapa pengorbanan seorang ibu yang sangat besar walaupun kita belum ada di dunia ini tetapi ibu sudah berkorban sebesar itu. Apalagi setelah kita lahir dan berkembang besar, Ibu akan tetap berkorban untuk kita. Dia ingin kita selalu bahagia, kebutuhan kita terpenuhi ,dan yang penting ibu sangat ingin kita sebagai anaknya menjadi seseorang yang sukses dan membanggakan orangtuanya. Yang ibunya masih ada, janganlah sekali-kali kalian melawan atau durhaka kepada ibu kalian karena itu merupakan sebuah tindakan yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT. Seperti cerita malin kundang yang dikutuk menjadi batu karena durhaka kepada ibunya. Yang ibunya sudah tidak ada, saya turut berduka cita atas kepergian ibu kalian. Kalian harus tetap sabar dan tetap meneruskan kehidupan seperti biasanya walaupun sudah tidak ditemani atau didampingi oleh sosok ibu. Jangan lupa untuk terus berdoa untuk ibu kalian.
            
         Seorang ibu dapat melakukan banyak pekerjaan dalam waktu yang bersamaan, seperti membuat makanan, merawat anak, mencuci baju, dsb. Selain itu, banyak ibu-ibu diluar sana yang memilih menjadi wanita career. Walaupun begitu, ibu-ibu career tetap bisa menjaga dan merawat anak-anak sesudah pulang bekerja. Setiap ibu mempunyai pilihannya masing-masing. Ada yang ingin tetap dirumah menjadi Ibu rumah tangga untuk menjaga dan merawat anak-anaknya, ada juga yang menjadi wanita career. Biasanya ibu-ibu yang memilih menjadi wanita career merupakan suatu kebutuhan. Apabila ibu tersebut tidak bekerja, mungkin saja tidak ada pemasukan dan tidak dapat membeli kebutuhan buat keluarganya.

Tanggerang Selatan, 21 April 2020

 

Faqih Fairuz Akmal
(Kader IMM FIP UMJ)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Bersama Allah Aku Tak Lagi Mengenal Kata Bersedih

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu