Kutipan Singkat untuk Kader IMM


Aku sering bertanya-tanya dalam diri aku peribadi apasih arti kader itu? Dan seperti apasih posisi kita sebagai kader dalam ikatan? Sebagai kader apa yang akan kita beri kepada IMM sebagi wujud rasa cinta kita kepada ikatan? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mungkin sering mucul pada kader-kader yang lain. Kalo bukan kita siapa lagi dan kalo bukan sekarang kapan lagi.
            Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang biasa disingkat (IMM) yang lahir pada 14 Maret 1964  sebuah ikatan yang selaluh menarik untuk dikaji. Kader-kader Muhammadiyah khususnya kader-kader muda yang merupakan penentuh dan pemilik sah masa depan Muhammadiyah.  Yang dimana IMM sebagai laboraturium intelektualnya Muhammadiyah memiliki peran yang sangat signitifkan bagi semarak dan hidupnya spririt tajdid,progresivitas,dan masivikasi islam berkemajuan ditengah kehidupan umatan,kebangsaan, dan kemanusiaan. Jika tidak autentitas dan substantivitas keberadaan IMM akan dipertanyakan,untuk tidak menyebutnya akan digugat. Apalagi dengan adanya amal usaha Muhammadiyah yang dimana dia akan dijadikan tempat yang empuk untuk rebutan kue-kue basah  yang menggiurkan. Dengan ini pimpinan Muhammadiyah menyadari bahwa banyaknya amal usaha haruslah diimbangi dengan peningkatan kader-kader yang berkualitas yang punya cita rasa”Muhammadiyah”. Jika tidak semangat dakwa tajdid dan gerakan pencerahan islam hanya wacana dikalangan elit. Jika hal ini terjadi khawatirnya Muhammadiyah bermetamorfosis menjadi organisasi bisnis. Sebagai anak intelektual Muhammadiyah ,di tengah kritik-kritik yang bermuculan , IMM melalui kader-kadernya harus memperjelas jati dirinya yang autentik. Letupan dan teriakan “IMM Jaya, Jaya IMM” hanya “tong kosong nyaring bunyinya”. IMM akan jaya jika kader yang jaya, menjiwai setiap simbol dari prinsip-prinsip IMM. Dengan perkataan lain kita tidak perlu pusing dan harus sakit-sakitan berteriak IMM jaya. Yakin saja IMM akan jaya jika kehadiranya ditengah-tengah drerita umat dan bangsa jika kader-kadernya menjiwai dan membuktikan identitas sebagai kader IMM. Sebagai gerakan intelektual  kader IMM harus menjunjung tinggi empat hal penting yang mengitarnya. Seperti meningkatkan budaya membaca ,berdiskusi,menulis dan meneliti. Jika empat hal ini tidak dipedulikan melemah, tidak dipedulikan apalagi nyaris hilang  diruang aktifitas dan dinamika berorganisasi kader IMM. Maka bisa dipastikan IMM akan menjadi organisasi pingiran, organisasi yang berubah menjadi tempat keluh-kesah Karena alasan inilah kita dituntut untuk literasi. Yang dimana membaca seperti yang kita ketahui adalah wahyu pertama yang diturunkan kepada Muhammad SAW, sebagai kader IMM sudah sepatutnya  kita berteman dengan berbagai buku sehingga, membaca  dapat dijadikan kebutuhan dasar. Yang membacalah kita bisa mengisi kekosongan otak kita. “ mari kita ngosong,biar gampang ngisi”(kata Mbah Sujiwo Tejo). Dan berdiskusi adalah kebutuhan mendasar yang kedua. Ide yang diyakini kader IMM sebagai intelektual tentunya perlu didialog. Seperti disebut Joesoef “ seorang intelektual senang membahas gagasan.” Maka kegiatan diskusi suda menjadi budaya dikalangan kader IMM. IMM sebagai gerakan akhlak yang dimana sebagai penerus cita-cita Muhammadiyah untuk menjalankan visi misi perbaikan akhlak dikalangan masyrakat kampus (mahasiswa). Semangat historitasnya tidak boleh berubah apalagi bergeser, karena IMM merupakan pundi-pundi integritas bagsa. Oleh karena itu, penguatan nilai-nilai molaritas,etika, dan akhlak dikalangan kader harus terus dikuatkan. IMM sebagai organisasi dakwa,memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peran IMM dalam kehidupan politik  peran ini dapat dilihat  dari proses penyemaan karakter kepemimpinan kader, dengan adanya profil kader dan trikompetensi dasar (humanitas,intelektual,dan religiositas). Kader IMM juga harus mau terlibat dalam berbagai bidang kehidupan dan bergumul dengan masyarakat. Karena itulah wujud gerakan intelektual yang membumi dan autentik yakni berdiri sendiri dan berdasarkan pada kemurnian  keikhlasan dan ketulusan. Sebagai kader IMM kita patut menyadari dan menyakini bahwa setiap napas  dan langkah kita adalah dalam rangka beribadah kepada Allah Swt. sebuah kesadaran yang lahir dari proses penempaan, akan melahirkan spirit atau semangat yang senang tiasa menjadi pijakan kita untuk bergerak (fastabiqul khairaat). Dengan memiliki dan memahami ini maka kita tidak akan mengeluh. Sebap dalam beribadah kita harus ikhlas dalam menjalankanya. ini pula yang harus kita miliki sebagai pelaku dakwa IMM.Sebagai cerminan kader IMM yang mengamalkan nilai-nilai keislamanan ,maka sudah jelas harus juga mengupayakan kesalehan yang adadalam dirinya agar tercermin menjadi corak islam IMM.

Karya : Indar Maya
(Kader IMM FIP UMJ)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Bersama Allah Aku Tak Lagi Mengenal Kata Bersedih

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu