IBU RADEN AJENG KARTINI



Senja di pagi hari, pagi yang cerah
Berubah menjadi senja di pagi itu
Ada seorang perempuan yang berani di barisan paling depan untuk membela beribu ribu perempuan dalam memperoleh hak haknya
Menangis tersedu sedam dan suara saat membela perempuan yang dirampas haknya

Suara tangisannya seperti bercerita tentang kehidupannya yang sekarang
Kehidupan yang gelap
kehidupan yang selalu di kekang
Bahkan wanita itu selalu menangis karena ditinggal oleh Angan dan harapan yang sudah lama ia impikan

Hati kecilnya telah patah ketika harapan dan angannya meninggalkan dan membuatnya hidup tak berdaya
Seakan dipaksa tuhan untuk mengerti tentang kehidupan nya
Tetapi, dia tidak menyerah
Dia selalu berjuang demi kebahagiaan perempuan di luar sana

Dia berdiri di barisan paling depan untuk membela hak hak perempuan supaya tidak hidup seperti dia
Hidup dengan hak dan angan yang selalu dirampas
Hidup dengan kesengsaraaan
Hidup dengan ketidak bebasan dalam menjalankan hak seorang perempuan

Habis gelap terbitlah terang
Semua yang ia telah perjuangkan kini berbuah manis
Berkat dia, semua perempuan bisa menjalankan hak hak yang semestinya di dapat
Berkat dia, kini semua perempuan bisa hidup dalam kebahagiaan

Berkat dia, semua perempuan bisa disetarakan dengan laki laki dalam memperoleh haknya
Terimakasih wahai perempuan hebat
Terimakasih wahai perempuan tangguh
Terimakasih wahai perempuan pemberani
Jasamu, karyamu akan selalu dihati
Kesedihan yang kau rasakan lalu kau perjuangkan kini telah menhilang digantikan oleh kebahagiaan yang sangat sangat berharga




Karya : Firsya Fimela Azzahra
(Kader IMM FIP UMJ)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Bersama Allah Aku Tak Lagi Mengenal Kata Bersedih

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu