Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

Puisi : Jakarta 98

Oleh : Muhammad Farikh Al Fillah ( K ader PK IMM FIP 2022 )   Jakarta 98   L autan api menyelimuti Jakarta Ada apa gerangan di sana Segelintir masa meneriakkan hak demokrasi, segelintir juga menginginkan reformasi.   Bubuk mesiu menembus dada Mengguncangkan hati keringkan suara Kau turunkan elit pasukan Merampas hak & nyawa para demonstran.   Wahai tuan, di mana letak keadilan? Apakah bersembunyi dibalik ketek kekuasaan? Setelah menewaskan banyak korban   Berita kehilangan menggema disurat kabar Jerit tangis menanti kepulangan Sepucuk harapan ayah dan bunda Menanti kembali ke dalam pelukan.   Kepada sang mortir Aksara mu menjadikan sastra perubahan Pusara mu akan selalu terkenang. Terima kasih telah mengingatkan ku kepada sejarah kelam.

Bab I "Kaum Merah dengan Pemikiran dan Gerakannya"

Oleh :  Hilda Novianti ( K ader  IMM  FIP  2022 )   “K aum  M erah  dengan P emikiran  d an  G erakannya ”               Kaum Merah dengan pemikiran dan gerakannya ini merupakan bentuk kajian terhadap gen pemikiran kaum merah, yang mengakar kuat dalam tubuh organisasi modernis-reformis Muhammadiyah. Bentuk pengakaran tersebut ditandai dengan hadirnya semangat melakukan perubahan dalam setiap pemikiran dan gerakannya. Apalagi, usia gerakan kaum merah ini sudah hendak menapaki satu abad, yang pada tahap tertentu akan menimbulkan corak pemikiran dan gerakan yang khas. Sebab itulah, kajian buku ini tidak hanya ingin menghadirkan kembali gagasan dengan pendekatan historis, tapi juga secara empirik: tentang bagaimana pemikiran dan gerakan yang dipahami dan digerakkan oleh para kader saat ini. Sehingga, harapannya buku ini mampu membangun kembali semangat ruh perubahan, kreativitas berfikir dan bergerak serta progresifitas cara bermimpi yang radikal.                Kader Ikatan Mahasis

Mencari Rumah

Gambar
Oleh : Shafa’ Salsabilla (Sekretaris Bidang Kader Periode 2022/2023)   Mencari Rumah Rumah memiliki banyak arti. Sebagian orang mengatakan bahwa rumah adalah tempat tinggal, tempat berteduh. Sebagian orang lagi mengatakan bahwa rumah adalah tempat berkeluh kesah, tempat bercerita, tempat kita mengutarakan manis dan pahitnya dunia yang tengah kita rasakan. Setiap orang memiliki “rumah” nya masing-masing. Baik itu teman, sahabat, orang tua, bahkan kekasih. Namun, bagaimana bagi dia yang tidak memiliki “rumah”?  Bagi dia yang merasa tidak memiliki rumah, bukan berarti dia tidak memiliki teman ataupun sahabat dekat, hanya saja dia tak tau kemana dan kepada siapa ia harus bersandar. Dia bukan pula seseorang yang tertutup, tetapi ia tak tau bagaimana cara untuk mengungkapkan segala keluh kesah yang tengah ia rasakan. Cermin yang ia miliki di rumah selalu menjadi saksi bisu dari segala keluh kesah apapun yang ia rasakan. Tentang bagaimana sedih dan hancur dirinya dikala