Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2023

PK IM IMM FIP UMJ GELAR MAROON EXPEDITION: KADER LAKUKAN 3 MISI SELAMA PERJALANAN

Gambar
Pimpinan Komisariat (PK) IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar kegiatan Maroon Expedition dengan mengusung tema “Pengejawantahan Ideologi Ikatan Menuju Kader Tangguh dan Militan.” Kegiatan dilaksanakan oleh bidang Kader PK IMM FIP UMJ. Acara ini berlangsung selama tiga hari, yaitu hari jumat-minggu, 21-23 Juli 2023. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dua tempat. Yaitu Training Center UMJ dan Saung Camara di Megamendung Bogor. Kegiatan ini merupakan kegiatan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya dari Bidang Kader, yaitu Menara Maroon. Para kader sebelumnya diinternalisasi tentang ideologi IMM, maka dari itu di kegiatan Maroon Expedition para kader diminta untuk mengaktulisasikan dan mengimplementasikan tentang ideologi IMM selama kegiatan. Pada pembukaan kegiatan tersebut. Dihadiri oleh Pimpinan Fakultas yaitu Dr. Iswan.M,Si selaku Dekan FIP UMJ. Pimpinan Cabang Cirendeu. Muhammad Sulaiman selaku Kabid RPK

Peran Muhammadiyah dalam Rangka Mencerdaskan Generasi Penerus Bangsa di Luar Negeri

Gambar
Stigma yang meluas di masyarakat yaitu "Jika ada warga negara Indonesia yang bisa bekerja di Luar Negeri, mereka adalah orang yang sudah mencapai tahap sukses." Mereka mengeluhkan nasib rakyat di Negara tersebut karena mereka menginginkan kehidupan yang lebih baik dan mereka menginginkan Pendidikan yang lebih baik.  Di balik kisah sukses PMI (Pekerja Migran Indonesia) ada fakta yang cukup memprihatinkan.  Menurut laporan berita BBC, Indonesia mengindikasikan puluhan bahkan ratusan ribu anak lahir di negara lain (Malaysia) tanpa kewarganegaraan. Hal ini mungkin disebabkan meningkatnya perkawinan antara PMI yang menikah dengan penduduk lokal (Malaysia) tanpa sepengetahuan otoritas setempat, atau pasangan PMI yang melahirkan di Malaysia tanpa terlebih dahulu mengunjungi kedutaan Indonesia di Malaysia.  Akibatnya, anak-anak tersebut tidak memiliki dokumen resmi dan status Kewarganegaraan yang jelas, sehingga akses Pendidikan mereka selama berada di Malaysia tidak terjamin, karena