Penguasaan Literasi Data Teknologi dan Manusia untuk Guru SD

                                                                Oleh: Firsya Fimela Azzahra 
Mahasiswi Pertukaran Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru SD
 
Pendahuluan 
        Perkembangan teknologi semakin pesat dan terus perkembang, banyak kemajuan teknologi yang semakin meningkat dan berganti. Pergeseran zaman terjadi sangat dinamis, cepat dan melaju. Ketidakberdayaan umat manusia tanpa menyentuh teknologi membuktikan bahwa manusia sangat bergantung kepada teknologi untuk membantu berbagai pekerjaan (Subarjo, 2017). Kemudahan yang diberikan setiap teknologi memberikan kepada seluruh dunia bahwa informasi hanya dalam genggaman. Berbekal dengan smartphone seukuran genggaman tangan, maka berbagai informasi di seluruh penjuru dunia dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Hal itu dapat diikuti dengan perkembangan berbagai literasi informasi yang tentunya mendukung teknologi literasi informasi dan teknologi. Menurut temuan survei yang dilakukan oleh Secur Envoy, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam kata sandi digital, yang mensurvei 1.000 orang di Inggris dan menyimpulkan bahwa siswa saat ini menderita nomophobia, yang ditandai dengan perasaan cemas dan takut ketika mereka tidak menggenggam atau memiliki ponsel mereka. Menurut hasil penelitian, 66 persen responden menunjukkan bahwa mereka tidak dapat beraktivitas atau bekerja dengan baik tanpa ponsel mereka. Hasil ini meningkat lebih jauh di antara responden yang berusia antara 18 dan 24 tahun. Nomophobia dialami oleh sebanyak 77 persen dari mereka yang menjawab pertanyaan survei di kelompok usia ini. (Meinita H ,2013) Jika kita dihadapkan ketergantungan ini, maka demograsi negara Indonesia pada tahun 2045 harus disiapkan dengan baik. Dikutip data Ditjen PAUD Kemdikbud RI, Indonesia saat ini memiliki lebih dari 33 juta anak yang berusia sekitar 0-6 tahun. Bonus demografi ini harus dimanfaatkan melalui didikan para guru yang membangun kemampuan literasi para anak didik, baik literasi lama yaitu membaca, menulis, dan berhitung dengan literasi baru yaitu literasi data, teknologi, dan humanisme. Guru dan seluruh lembaga pendidikan harus memperkuat berbagai aspek agar literasi data dan teknologi dapat tersampaikan dengan baik sesuai penguatan keterampilan literasi abad 21 agar SDM pada masa yang akan datang lebih maju dan dapat memajukan seluruh aspek di negara ini. Jika dahulu semua anak didik hanya diberikan pengajaran mengenai literasi lama yaitu membaca, menulis, dan berhitung. Namun saat ini harus diterapkan dengan literasi baru yaitu data, teknologi, dan humanisme. Dari dua jenis literasi diatas terkhusus literasi baru, sangat paradoks dengan kemampuan literasi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Buktinya dengan adanya hasil riset dan survei, kemampuan literasi masyarakat Indonesia masih sangat jauh dari minimal. Ketertinggalan itu akan terjadi semakin parah dan merugikan ketika tidak ada persiapan dan penguatan terhadap literasi yang ada dalam lembaga pendidikan. Guru sebagai tenaga pendidik harus mampu dan paham dalam penguasaan literasi abad 21 yang berbasis data, teknologi, dan humanisme yang bukan hanya kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Kemampuan literasi negara Indonesia sangat kertetinggalan jauh, maka lembaga pendidikan harus menguatkan dasar kemampuan literasi guna menciptakan sumber daya manusia yang maju, cerdas dan mumpuni (Muliastrini, 2019). Perkembangan teknologi berdampak dalam dunia pendidikan. Beragam sumber dan informasi digital telah disediakan bersama penyimpanan elektronik yang tersedia di internet. Era digital ini memang banyak menyediakan berbagai informasi yang dapat diakses oleh siapapun baik internet baik yang sudah terverifikasi ataupun tidak. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman serta strategi yang baik untuk menelusuri berbagai sumber informasi informasi yang tersedia sehingga informasi yang disampaikan di sekolah terhadap para anak didik lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun permasalahan yang terjadi, guru sekolah dasar cenderung menggunakan informasi-informasi yang belum tentu valid sebagai rujukan belajar atau penyusunan perangkat pembelajarannya untuk para anak didik. Hal itu dipicu karena guru belum memiliki teknik pencarian sumber informasi yang valid di era serba digital ini atau dapat disebut guru sekolah dasar masih kurang dalam hal literasi data dan digital, yang mana literasi data dan digital ini merupakan sebuah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru sebagai acuan pembelajaran abad 21 (Diputra dkk., 2020). 

Pembahasan 
        Dengan meningkatnya kemajuan teknologi informasi maka bidang pendidikan juga terdampak yang memengaruhi aktivitas di sekolah dengan cukup masif. Informasi serta pengatahuan baru akan mudah sekali diterima oleh siapa saja terutama anak didik yang sudah mengenal teknologi. Disini peran guru sekolah dasar sangat penting sebagai penyedia ilmu pengetahuan dan penyuluhan pemanfaatan teknologi informasi untuk memberikan sebuah ilmu pembelajaran berbasis teknologi dengan kreativitas sangat tinggi (Astini, 2019). Guru sebagai tenaga pendidik terkhusus guru sekolah dasar merupakan cikal bakal pembentukan karakter para anak didik untuk kedepannya. Maka penguasaan literasi digital dan teknologi yang ada pada guru sekolah dasar wajib untuk ditingkatkan guna memberikan sebuah ilmu berbasis teknologi terhadap para anak didik. Berkembangnya model pembelajaran pada abad 21 ini menuntut para anak didik untuk terus terampil terhadap pengetahuan dan kemampuan dalam bidang teknologi, media dan informasi. Guru sebagai pembimbing para anak didik ketika dilingkungan sekolah juga wajib memberikan pendampingan sembari mengenalkan sumbersumber pembelajaran terkait materi yang sudah dianalisis dahulu agar sesuai kompetensi dasar yang ada. Pendampingan yang diberikan oleh guru terhadap anak didik saat dilingkungan sekolah, bertujuan agar para siswa hanya mengakses informasi-informasi yang relevan dengan pembelajaran serta tidak mengakses situs-situs yang berbahaya maupun yang tidak sesuai. Tuntutan itu tentunya mewajibkan guru untuk selalu update terhadap informasi-informasi yang ada melalui literasi data dan teknologi. Tidak hanya itu saja, guru juga wajib melakukan koordinasi terhadap para orang tua dengan memanfaatkan teknologi yang ada seperti sosial media maupun platform teleconference. Kegiatan ini juga terkait literasi teknologi informasi yang telah diimplementasikan oleh guru untuk melakukan koordinasi terhadap para orang tua agar selalu mengawasi anak-anaknya ketika sedang berada dirumah, terutama dalam menggunakan smartphone. Maka guru sebagai tenaga pendidik, tidak hanya mengenalkan literasi data dan teknologi terhadap para anak didik saja, namun untuk para orang tua murid juga wajib diberikan bekal melalui koordinasi digital agar selalu terhubung dengan baik. Memang untuk mewujudkan itu tentunya ada hambatan dalam implementasinya, dikarenakan pemahaman TIK (literasi TIK) yang masih rendah meskipun fasilitas dan akses pada TIK semakin mudah dijangkau (Astini, 2019). Untuk itu wajib diperlukan oleh para guru sekolah dasar untuk melek akan penguasaan teknologi dan informasi melalui literasi teknologi. Melihat dari sisi pemahaman akan literasi teknologi dan kreativias media pembelajaran dengan menggunakan teknologi yang ada, tentunya mendesak para guru untuk selalu meningkatkan bekal pemahaman dan keterampilan mengenai literasi teknologi. Walaupun saat ini guru sudah mempunyai teknologi yang cukup untuk melakukan pembelajaran seperti laptop, smartphone, bahkan proyektor namun belum mampu dimanfaatkan secara efektif guna menunjang proses pembelajaran terhadap para anak didik. Selain terkait prasarana, adanya faktor usia, motivasi dan kesempatan untuk mendapatkan ilmu workshop terhadap literasi teknologi juga sangat terbatas. Keterbatasan yang ada mendorong guru untuk selalu belajar otodidak dan memahami terhadap pemanfaatan teknologi yang ada guna menunjang pembelajaran para anak didik. Kesimpulan Dengan meningkatnya kemajuan teknologi infomasi, guru dituntut untuk meningkatkan literasi data, teknologi dan manusia guna menunjang pembelajaran untuk para anak didik. Sarana yang dimiliki oleh para guru dapat dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran para siswa seperti laptop, gadget maupun proyektor. Penguasan literasi data, teknologi dan manusia yang dimiliki oleh guru sekolah dasar harus terus ditingkatkan melalui pembelajaran secara otodidak karena keterbatasan workshop terhadap literasi teknologi. Dengan pembentukan kualitas sumber daya manusia terhadap para guru sekolah dasar, tentunya akan berdampak baik dalam memberikan proses pembelajaran dengan para anak didik dan menciptakan generasi cerdas yang melek akan literasi data dan teknologi. 

Daftar Pustaka 
        Astini, N. K. S. (2019). Pentingnya Literasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Bagi Guru Sekolah Dasar Untuk Menyiapkan Generasi Milenial. Prosiding Seminar Nasional Dharma Acarya, 1(2018), 113–120. 
        Diputra, K. S., Tristiantari, N. K. D., & Jayanta, I. N. L. (2020). Gerakan Literasi Digital Bagi Guru-Guru Sekolah Dasar. JCES (Journal of Character Education Society), 3(1), 118– 128. http://journal.ummat.ac.id/index.php/JCES
        Muliastrini, N. K. E. (2019). PENGUATAN LITERASI BARU (LITERASI DATA, TEKNOLOGI, DAN SDM/HUMANISME) PADA GURU - GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENJAWAB TANTANGAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. PROSIDING, 1–15. 
    Subarjo, A. H. (2017). Perkembangan Teknologi Dan Pentingnya Literasi Informasi Untuk Mendukung Ketahanan Nasional. Angkasa: Jurnal Ilmiah Bidang Teknologi, 9(2), 1. https://doi.org/10.28989/angkasa.v9i2.188

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Bersama Allah Aku Tak Lagi Mengenal Kata Bersedih

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu