LITERASI DATA DAN TEKNOLOGI MANUSIA DI DUNIA PENDIDIKAN DAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM TANTANGAN ERA REVOLUSI 4.0

                                                                       Oleh: Nur Azizah

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Magelang (Pertukaran Mahasiswa), Jl. Tidar 21 Magelang 56125

nazizahzul13@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan cepat merambah pada hampir semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Era Revolusi Industri 4.0 menjadi gerbang utama percepatan teknologi. Kaitannya antara literasi dengan perubahan teknologi 4.0 adalah maraknya bahan dan sumber bacaan yang dijadikan pajangan. Dalam menjawab era Revolusi Industri 4.0, lembaga pendidikan dasar tidak cukup menerapkan literasi lama , tetapi harus menerapkan literasi baru. Guru berperan membangun generasi berkompetensi, berkarakter, memiliki kemampuan literasi baru, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pendidikan dasar urgen memperkuat literasi baru dan revitalisasi kurikulum berbasis digital. Revitalisasi kurikulum mengacu pada lima nilai dasar dari peserta didik yang baik, yaitu ketahanan, kemampuan beradaptasi, integritas, kompetensi, dan peningkatan berkelanjutan.

. Kata kunci: Literasi, Guru Sekolah Dasar, Revolusi Industri 4.0  


PENDAHULUAN

S

aat ini kita tengah memasuki era revolusi industri 4.0, yaitu era dimana dunia industri digital telah menjadi suatu paradigma dan acuan dalam tatanan kehidupan saat ini. Era revolusi industri 4.0 hadir bersamaan dengan era disrupsi. Literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis. Perkembangan literasi menjadi sangat penting diperhatikan, karena literasi merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk menjalani hidup di masa yang akan datang. Literasi data terkait dengan kemampuan membaca, menganalisis dan membuat konklusi berpikir berdasarkan data dan informasi yang diperoleh. Literasi teknologi terkait dengan kemampuan memahami cara kerja mesin.

Perubahan zaman super cepat, mengharuskan guru-guru di jenjang pendidikan dasar merespon dengan cepat segala bentuk perkembangan tersebut. Pendidikan jenjang sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan peletak fondasi pertama kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional. Dalam setiap aspek kecerdasan tersebut, ada kompetensi literasi yang harus menyesuaikan zeitgeist yang intinya pada kemampuan guru. Hanya guru yang mampu menyesuaikan zaman bisa menjawab tantangan zaman termasuk era Revolusi Industri 4.0.

Pada abad 21, kemajuan teknologi bergerak pesat, negara memerlukan Sumber Daya Manusia yang memiliki tiga pilar penting. Ketiga pilar tersebut, terdiri atas literasi, kompetensi, dan karakter. Indonesia saat ini memasuki era Revolusi Industri. Pertengahan abad ini ditandai dengan perpaduan teknologi dan mengaburkan garis ruang fisik, digital, serta biologis. Era
Revolusi Industri 4
.0 ini ditandai dengan semakin sedikitnya aktivitas yang terikat secara fisik pada lokasi geografis, sebab semua kegiatan manusia berkonversi dari manual menuju digital.

Dunia Revolusi
Industri 4
.0, berkembang terus dan akan muncul diikuti Revolusi Industri dan secara terus menerus keberlanjutan. Guru dan lembaga pendidikan dasar harus memperkuat ke dalam berbagai aspek. Mulai kurikulum, sistem, manajemen, model, strategi, dan pendekatan pembelajaran dengan penguatan keterampilan literasi abad 21.

Di era Revolusi Industri 4.0 semua guru dan lembaga pendidikan khususnya pendidikan dasar harus merespon cepat agar tidak tertinggal. Guru harus paham dan menguasai literasi abad 21 yang menekankan pengetahuan berbasis data, teknologi, dan humanisme, bukan sekadar kemampuan membaca, menulis dan berhitung saja.
Kemampuan literasi tertinggal jauh dari negara lain
, mengharuskan pendidikan dasar menguatkan kemampuan literasi.


METODE PENELITIAN

M

etode yang digunakan dalam peenelitian ini adalah metode deskripti aanalisis. Metode deskriptif analisis adalah metode penelitian yang bertujuan menggambarkan hasil analisis secara jelas, rinci, sistematis, dan selanjutnya dikemukakan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat (Arikunto, 2013:213). Selanjutnya Nazir (2009:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam bahasan ini peneliti menggunakan metode deskriptif agar dapat men deskripsikan tantangan dan peluang dalam meningkatkan literasi pendidikan di era revolusi industri 4.0.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

L

iterasi pada era revolusi industri 4.0 menjadi hal yang perlu dibahas oleh para akademis. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah upaya untuk memahami kondisi zaman, mau tidak mau masyarakat harus mengambil bagian di dalamnya suapaya tidak tertinggal pada perkembangan zaman. Seperti halnya kurikulum pada ranah pembelajaran yang kerap kali dirubah. Hal ini terjadi karena kurikulum di Indonesia selalu menyesuaikan dengan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tugas dunia pendidikan saat ini melalui proses pembelajaran bukan hanya menekankan pada penguatan kompetensi literasi lama, tetapi secara stimulant mengokohkan pada penguatan literasi baru yang menyatu dalam penguatan kompetensi bidang keilmuan dan keahlian atau profesi. Agar dunia pendidikan tetap memiliki daya relevansi yang tinggi dalam era revolusi industri 4.0 atau era disrupsi, para pendidik dalam proses pembelajaran perlu mengintegrasikan capaian pembelajaran tiga bidang secara simultan dan terpadu, yaitu capaian bidang literasi lama, literasi baru, dan literasi keilmuan.

Dalam era revolusi industri 4.0, ada tiga literasi baru yang wajib dikuasai. Namun yang dipahami literasi hanya sebatas membaca saja. Padahal literasi bukan hanya dengan membaca buku saja, tetapi berliterasi juga bisa dilakukan pada saat kita membaca kejadian yang sedang terjadi disekitar kita, karena literasi juga merupakan kemampuan setiap individu dalam menggunakan keahlian yang dimilikinya.

Dengan gawai pintar yang berada digenggaman kita yang dilengkapi dengan segudang aplikasi tentu dapat dipergunakan untuk berliterasi. Kita dapat menggunakan fasilitas tersebut yang dengan mudah dapat kita akses dimanapun dan kapanpun berada.

Dengan adanya teknologi yang dapat kita gunakan setiap saat, literasi masyarakat indonesia masih sangatlah rendah. Bukan kita seharusnya yang dibodohi oleh teknologi, akan tapi kita seharusnya yang membuat teknologi itu sendiri dapat menjadikan senjata bagi masyarakat Indonesia untuk memperbaiki literasi di Indonesia. Rendahnya minat berliterasi masyarakat Indonesia inilah yang merupakan salah satu faktor mengapa sampai saat ini kualitas pendidikan Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negaranegara lain. 

Tantangan era Revolusi Industri 4.0 kompleks sekali. Peralihan gaya mengajar bergeser dari teacher center ke student center yang tentu dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Tantangan ini kuncinya terletak pada guru. Karakteristik model dari Industri 4.0 adalah kombinasi dari beberapa perkembangan teknologi terbaru.

Tujuannya, dunia pendidikan tetap memiliki relevansi dalam era Revolusi Industri 4.0. Para guru dan dosen dalam proses pembelajaran perlu mengintegrasi capaian pembelajaran tiga bidang secara terpadu, yaitu capaian bidang literasi lama, literasi baru, dan literasi keilmuan.

Dalam pembelajaran di sekolah harus ada sosok guru literasi yang mampu membelajarkan anak-anak mencapai literasi tinggi. Dalam praktik pembelajaran literasi, rumus tahap pemahaman literasi terbagi atas tiga tahapan, yaitu praliterasi, literasi dan pascaliterasi. Literasi baru ini selaras dengan revisi Kurikulum 2013 yang dilakukan pemerintah. Kurikulum berbasis literasi harus direvitalisasi dengan cara menyesuaikan konten sesuai keterampilan abad 21.

Revolusi Industri 4.0. Salah satu revitalisasi kurikulum bisa dilakukan pada perombakan model literasi lama, menuju literasi baru. Budaya literasi sebenarnya mulai mengalami peningkatatan dalam hal eksistensinya ketika individu berada pada lingkungan pendidikan/sekolah.

 

SIMPULAN

M

emasuki era revolusi industri 4.0, khususnya dunia pendidikan, seorang pelajar dan guru hidup dalam dunia digital yang serba maju. Dalam kaitan ini, keberadaan dan peran seorang guru menjadi amat penting agar melek pada literasi digital. Literasi digital bukan sekadar mata pelajaran tentang komputer. Tetapi harus semua mata pelajaran yang menggunakan teknologi 4.0 dalam keseharian anak didik.
Ini yang terjadi di sejumlah negara seperti
Indonesia  menjadi gagal total karena kurang bijaknya memanfaatkan media.
Menghadapi era revolusi industri 4.0 lembaga pendidikan tidak musti menyiapkan siswa dengan satu anak satu komputer atau one children one tablet.

Selain menjadi pelengkap literasi lama, literasi baru menguatkan kemampuan guru maupun peserta didik. Guru sekolah dasar  diwajibkan memahami literasi baru yang dibekali dengan kompetensi literasi yang bermuara pada pilar literasi. Semua itu bisa dilakukan pada tahap praliterasi, literasi, dan pascaliterasi.

 

UCAPAN TERIMA KASIH

T

erima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahnya akhirnya artikel ini telah selesai dengan baik dan tanpa hambatan. Terima kasih kepada keluarga saya yang telah mendukung saya dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman – teman terdekat saya yang telah banyak memberikan saya inspirasi dan motivasinya. Tidak lupa saya juga berterima kasih kepada diri saya sendiri karena telah menyelesaikan tugas artikel ini dengan sangat baik . Semoga apa yang telah saya buat menjadi inspirasi bagi kita semua yang membacanya.

 

REFERENSI

Ahmadi, Farid. 2016. Guru SD di Era Digital (Pendekatan, Media, Inovasi). Semarang: CV. Pilar Nusantara.

Faizah, Dewi Utama. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud RI.

Gardiner, Mayling Oey,. 2017. Era Disrupsi Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia, Jakarta: Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Widiawati, Reni. 2018. Memupuk Budaya Literasi di Era Revolusi Industri 4.0. TimesIndonesia.

Subekti, Hasan,. 2018. “Mengembangkan Literasi Informasi Melalui Belajar Berbasis Kehidupan Terintegrasi Stem Untuk Menyiapkan Calon Guru Sains Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0: Revieu Literatur”, Education and Human Development Journal, Vol. 3, No. 1, April 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Bersama Allah Aku Tak Lagi Mengenal Kata Bersedih

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu