BERSAHABAT DAN MEMULIAKAN GURU ADALAH HAL YANG MENYENANGKAN

BERSAHABAT DAN MEMULIAKAN  GURU ADALAH HAL YANG MENYENANGKAN 
 
    Selamat Hari Guru, Ali bin Abi Thalib pernah berkata : "Barang siapa yang mengajariku satu huruf maka aku siap menjadi budaknya". Perkataan tersebut memberikan pelajaran penting bagi kita bahwa seorang guru memiliki posisi yang tinggi dihadapan murid-muridnya. Dan diungkapan lebih dalam lagi adalah menjelaskan betapa tinggi kedudukan seorang guru. Guru tidak sekadar wajib dihormati, dihargai dan dimuliakan. Lebih jauh,  guru pantas menerima pelayanan layaknya seorang tuan. Dan apa yang ditegaskan Imam Ali Bin Abi Thalib jauh dari prilaku peserta didik kita sekarang. 
  Budaya hormat kepada guru telah terkikis habis seiring berputarnya sang waktu. Murid sekarang berbeda dengan zaman saya belajar. Dulu anak didik tidak sekadar menghormati guru, sebagian mereka bahkan hanya untuk bertemu saja merasa takut, malu. Guru dianggap segalanya.  Sekarang siswa saya tidak sekadar tak takut, tak malu tapi kelewat berani dalam perkataan dan prilaku. Kedudukan guru sudah tak sakral seperti dulu lagi. 
    Dalam berbagai riwayat diceritakan bahwa para sahabat selalu menundukkan wajah ketika berjumpa Rasulullah SAW. Mereka tak berani menatap wajah sang rasul secara berlebihan. Saat Rasulullah SAW melakukan pembelajaran (baca:menyampaikan ajaran agama) di masjid, semua sahabat duduk menunduk seakan di atas pundak mereka ada burung.  Mereka diam, khusu’ dan fokus mendengarkan semua yang disampaikan Rasulullah SAW. Demikian sakral kedudukan seorang rasul yang tak lain adalah maha guru umat manusia 
    Kedudukan guru yang mulia nan tinggi tersebut tak lepas dari peran dan jasa mereka. Mengibaratkan dengan bahasa agama, guru itu membawa manusia dari kegelapan (kebodohan) menuju cahaya (ilmu). Dinisbatkan kepada Rasulullah SAW, sang maha guru Alquran menyebutnya, minadhulumati ilannur. 
Guru adalah sosok yang harus digugu dan ditiru. Menghormati seorang guru sama dengan menghargai ilmu itu sendiri. Guru yang dimaksud disini adalah orang yang tidak hanya melakukan aktivitas lepas dari tanggung jawabnya sebagai pengajar, namun juga harus menjadi sosok yang dapat menciptakan generasi tangguh yang akan memikul tanggung jawab besar. 
    Bersahabat dengan guru adalah salah satu bekal bagi para penuntut ilmu yang tersebut di atas. Bersahabat disini bermakna memuliakan guru, berada dalam majelis-majelis yang langsung dibimbing oleh seorang guru berdasarkan ilmu yang ia cari. Seorang penuntut ilmu yang ingin ilmunya bener-benar melekat dalam dirinya hendaklah selalu memuliakan guru sehingga ilmunya berasal dari sumber yang benar, sumber itu adalah guru. Kepatuhan dan ketundukan seorang murid kepada guru merupakan cerminan sikap murid yang baik dan bersifat mulia. Dari sifat inilah timbul sebuah kehormatan bagi diri murid itu sendiri. 
    Rasulullah pernah bersabda : "Pelajarilah ilmu, pelajarilah ilmu dengan ketenangan dan sikap hormat serta tawaduklah kepada orang yang mengajarimu". Ibnu Abbas, seorang sahabat nabi memberikan teladan bagaimana ia memuliakan seorang yang mengajarkannya ilmu meski hanya sedikit. Dalam sebuah perjalanan, ia mempersilahkan Zaid Bin Sabit naik ke atas unta dan ia menuntunnya. 
   Ada beberapa sikap yang bisa kita lakukan terhadap guru untuk memuliakan dan menjaga keberkahan ilmu yang kita dapatkan, seperti : mengalaminya tatkala berjumpa dimana pun, tidak berkata yang bisa menyinggung perasaannya, mendengar dan menaati setiap nasehatnya, menyampaikan saran, usulan atau pendapat dengan cara yang bijak dan lembut, tidak menceritakan aib guru kepada siapapun serta mendoakan guru agar senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah hidupnya.  
SELAMAT HARI GURU NASIONAL 2020!!! 
MAJU TERUS PENDIDIKAN INDONESIAAA 

KARYA : FIRSYA FIMELA AZZAHRA (KADER IMM KOM FIP UMJ 2019)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Bersama Allah Aku Tak Lagi Mengenal Kata Bersedih

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu