PENTINGNYA LITERASI SEJARAH


 PENTINGNYA LITERASI SEJARAH

Saat ini indonesia berada dalam era informasi yang identik dengan era literasi. Era literasi menggambarkan kemampuan seseorang dalam berinteraksi, berkomunikasi, dan beraktualisasi yang dinyatakan secara lisan maupun tertulis. Istilah literasi dijelaskan dalam Dictionary of Problem Words and Expressions (dalam Iriantara, 2009, hlm. 3) dinyatakan bahwa literasi berkenaan dengan huruf. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki kemampuan literasi pada dasarnya adalah orang yang bisa membaca dan menulis.

Keterampilan dan pemahaman literasi juga memiliki pengaruh penting bagi pengukur kualitas para intelektual muda sebagai generasi penerus bangsa. Keterampilan dan  literasi yang baik akan membantu para generasi intelektual muda dalam memahami dan mengkritisi informasi baik lisan maupun tertulis. Dalam kehidupan, penguasaan literasi pada generasi muda sangat penting dalam mendukung kompetensi-kompetensi yang dimiliki. Kompetensi dapat saling mendukung apabila generasi muda dapat menguasai literasi atau dapat diartikan generasi muda melek dan dapat mengkritisi informasi yang dapat mendukung keberhasilan hidup mereka.

Proses pemahaman terhadap literasi sendiri tidaklah seragam, karena literasi memiliki tingkatan-tingkatan yang menanjak. Jika seseorang sudah menguasai satu tahapan literasi maka ia memiliki pijakan untuk naik ke tingkatan literasi berikutnya. Pada tahapan awal, kita mendapatkan orang dengan pemahaman literasi yang Nampak atau performative.Orang yang tingkat literasinya beradapada tingkat ini mampu membaca dan menulis, serta berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan (bahasa).Tahapan berikutnya adalah tingkat functional, dimana orang diharapkan dapat menggunakan bahasa untuk memenuhi kehidupan sehari-hari seperti membaca buku manual. Lebih tinggi dari functional adalah informational.Pada tingkat informational orang diharapkan dapat mengakses pengetahuan dengan bahasa.Penekanan pada tahap ini adalah kemampuannya memanfaatkan hasil berliterasi untuk mendapatkan informasi yang lebih jauh.Sementara pada tahapan tertinggi adalah tingkat epistemic dimana orang dapat mentransformasikan pengetahuan dalam bahasa.

Terkait  Literasi sejarah sendiri  dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk bernegosiasi dan membuat interpretasi dan pemahaman dari masa lalu/ sejarah menggunakan dokumen dan artefak sebagai bukti. Intrepretasi masa lalu berdasarkan bukti sebagai sarana membangun pengetahuan sejarah secara kritis dengan menimbang keandalan dan kegunaan suatu bukti, mengembangkan kemauan untuk menguji dan memeriksa teori / sudut pandang tentang masa lalu melalui penyelidikan bukti dan menggunakan bukti untuk mendorong keterlibatan dan merangsang minat emosional lebih lanjut dengan masa lalu.

Maka, literasi sejarah dapat diartikan sebagai suatu sikap literat terhadap sejarah berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang dikembangkan oleh manusia. Literasi sejarah tidak menjadikan manusia hanya melek akan sejarah tetapi juga memlilki sikap kritis dan peka terhadap lingkungan sejarah. Menurut Ahonan (2005:1) historical literacy merupakan kemahiran dalam membaca dan mendiskusikan sejarah. Jika seorang mampu mempertanyakan bukti dan penjelasan sejarah, maka orang tersebut dianggap telah memahami konsep-konsep dasar sejarah. Oleh karna itu, dalam pengembangan literasi sejarah, seseorang dituntut untuk banyak berinteraksi dengan bukti sejarah yang merupakan sumber pengetahuan sejarah yang akurat.

Adapun pentingnya untuk generasi muda untuk mempelajari literasi sejarah  yaitu literasi sejarah memungkinkan generasi muda untuk mandiri dalam membangun interprestasi dari masa lalu yang berdasarkan pada bukti sejarah. Selain itu, para generasi muda tidak hanya mendapat pengetahuan tentang fakta-fakta masa lalu, namun juga diajarkan seperangkat kemampuan dalam membaca, menulis dan memberikan argumen tentang bukti sejarah, sebagaimana yang diungkapkan Nokes(2011) yaitu:

“Historical literacy is not about a purposeless knowing of facts about the past. Historical literacy implies the possession of the skill set necessary toread, reason, write, and learn historical evidence. Factual and conceptual knowledge facilities historical literacy and factual and conceptual knowledge grows when human practice historical literacy.”

Demikian, Sejarah hanyalah sebuah peristiwa yang pasti akan terus tergerus oleh waktu bahkan secara tidak langsung dengan perlahan sejarah akan hilang dengan sendirinya jika tidak adanya generasi-generasi muda yang memiliki kemamuan dan konsistensi dalam menjaga, merawat dan melestarikan budaya literasi itu sendiri. Dan semua hal tersebut dapat menyebabkan hilangnya tempat sejarah dan tak lagi dihargainya sejarah itu sendiri, sebab sejarah itu sendiri merupakan bagian penting dalam proses pengembangann pendidikan karakter budaya, bangsa serta sikap nasionalisme, yang diharapkan seseorang dapat mengenali dirinya sendiri secara pribadi dan sebagai bagian dari sebuah bangsa.

Karya : Fachrina Safitri (Angbid RPK PK.IMM FIP UMJ)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Bersama Allah Aku Tak Lagi Mengenal Kata Bersedih

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu