Apakah Aku Punya Tuhan? oleh Kelompok 2 RTL DAD 2018


Kelompok 2
1.      Risaldi
2.      Apta Vania P.
3.      Ainan Salsabila
4.      Qonita Amaliyah
5.      Halimatussa’diyah
Apakah Aku Punya Tuhan?
(Keislaman)
Kata Tuhan merujuk kepada suatu dzat abadi dan supranatural, biasanya dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat raya. Hal ini bisa juga digunakan untuk merujuk kepada beberapa konsep-konsep yang mirip dengan ini misalkan sebuah bentuk energi atau kesadaran yang merasuki seluruh alam semesta, di mana keberadaan-Nya membuat alam semesta ada; sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi dalam semua makhluk hidup; atau apapun yang tak bisa dimengerti atau dijelaskan.


Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.
Mengucapkan syahadat berarti kita telah berikrar, bersumpah, bersaksi dan berjanji. Syahadat menjadi gerbang utama bagi umat muslim dan juga termasuk bagian dari rukun islam pada urutan pertama. Berbicara tentang tuhan ayat tersebut menjelaskan bahwa tuhan itu hanya ada 1 yaitu Allah. Mengapa kemudian syahadat ini sangat penting untuk umat muslim? Makna dari syahadat ini sangatlah luas dan mendalam. “Aku bersaksi bahwa tiada  Tuhan selain Allah” ketika ayat ini telah terucap dengan kemantapan dan keyakinan hati maka bukan hanya pengakuan terhadap Allah saja akan tetapi meyakini dan siap menjalankan semua perintahnya serta menjauhi semua larangannya, siap untuk taat, patuh dan tunduk pada semua aturan-aturan yang Allah berikan. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana caranya? Untuk itu kemudian adanya manusia-manusia pilihan dimuka bumi ini, selalu ada pada masanya mulai dari nabi Adam hingga nabi akhir Nabi Muhammad SAW yang kemudian sebaik baiknya manusia ialah nabi Muhammad SAW setiap ucapan dan perbuatannya adalah benar yang terhimpun dalam Assunnah / hadis yang sampai saat ini masih digunakan dan sampai akhir kehidupanpun akan tetap di gunakan sebagai pedoman kedua umat muslim setelah Al-Quran. Nah! Apakah sifat dan tingkah laku kita sudah sesuai dengan Rasul? Jangan sampai hanya mengakui namun tidak di imani dengan perlakuan ( mengikuti Sunnah Rasul ). Inilah sedikit makna yang termaktub dalam syahadat.
Syahadat ini kemudian membentuk suatu ketauhidan dengan kata lain syahadat adalah kalimat tauhid, apa itu tauhid? Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah. Tauhid dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.
1.      Tauhid Rububiyah
Maknanya, menyakini bahwa Allah adalah Dzat yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala mamfaat dan menolak segala mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah. Dari sini, seorang mukmin harus meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang menandingi Allah dalam hal ini. Allah mengatakan: “’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al Ikhlash: 1-4).
2.      Tauhid Uluhiyah
Maknanya,  mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Allah, seperti berdo’a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah termasuk perbuatan dzalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan dengan syirik kepada Allah.  Seperti dalam firman Allah : “Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta.” QS. Surah Al – Fatihah: 5
3.      Tauhid Asma Wa Sifat
Tauhid Asma' was Shifat yaitu mengesakan Allah dengan cara menetapkan bagi Allah nama-nama dan sifat-sifat yang ditetapkan sendiri oleh-Nya (dalam firmannya) atau yang disebutkan oleh Rasul-Nya (dalam hadits), tanpa mengilustrasikan (Takyif), menyerupakan dengan sesuatu (Tamtsil), menyimpangkan makna (Tahrif), atau bahkan menolak nama atau sifat tersebut (Ta’thil). Dalam Al-Qur'an disebutkan ayat yang artinya "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” — Asy-Syuura: 11
Lafal ayat “Tidak ada yang serupa dengan-Nya,” merupakan bantahan kepada orang yang menyamakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk. Sedangkan lafal menafikan (mengingkari/menolak) adanya sifat bagi Allah.
Apakah aku punya Tuhan? Tergantung apakah kalian menganggap tuhan itu ada atau menganggap tuhan itu ada pada saat tertentu saja? Jawaban ada pada individu masing-masing.     
Bisa dikatakan kita telah matang secara konsep terhadap makna Tuhan tapi tidak dengan perlakuan. Kita bisa saja mengucapkan dua kalimat syahadat lebih dari sekali dalam sehari, bisa saja mengakui bahwa Allah yang menciptakan alam semesta ini, kita beribadah hanya kepada Allah dan bisa saja mengimani sifat-sifat Allah. Hanya saja hal itu bentuk dari pengakuan mulut saja tidak dalam hati. Mengapa demikian? Masihkah sampai saat ini menganggap Allah tidak adil? Masihkah membanding-bandingkan hidupmu dengan hidup orang lain kemudian menyalahkan Allah? Masihkah sampai saat ini ada kata mengeluh? Seandainya, seandainya dan seandainya. Pertanyaanya! Kau yang menjadi Tuhan ataukah Tuhan yang menjadi hambamu? Iyah, kodrat Tuhan adalah mengatur kehidupan makhluknya Ia lebih tau yang terbaik untuk hambanya, Ia lebih tau diri hambanya dibandingkan hambanya sendiri. Mengapa kemudian kita memaksa untuk mengubah itu? Dalam hal ini ketika usaha telah kita lakukan semaksimal mungkin namun Allah memberikan apa yang tidak kita inginkan tapi apa yang kita butuhkan. Ketika memang apa yang dijalani saat ini ditakdirkan untuk seperti ini ya sudah jalani, nikmati dan syukuri.
IMMawan dan IMMawatiku sandangan gelar ini adalah amanah yang memang sengaja Allah titipkan kepada kita. Mari kita jalani sebagaimana mestinya!
Mentor : Muhammad Rizki Cahaya Putra
   Musfira Arisia Radhini  
Editor : A. Satriani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Bersama Allah Aku Tak Lagi Mengenal Kata Bersedih

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu