BAB I Berpikir Kritis : Mengapa, Apa, dan Bagaimana

             

Oleh : Hafidzah Diina H

               (Ketua Bidang Riset Pengembangan dan Keilmuan PK IMM FIP UMJ Periode 2022/2023)                                            

Mengapa Harus Berpikir Kritis ?

Pada saat ini kita hidup di era informasi. Kita hidup dalam lautan informasi dari berbagai sumber, seperti dari internet, televisi, majalah, surat kabar, teman sekolah, guru, dan lain sebagainya.

Informasi-informasi tersebut membanjir di sekeliling kita, dan kita sering bingung untuk menentukan, mana di antara informasi-informasi tersebut yang benar dan mana yang salah. mana di antara informasi-informasi tersebut yang bisa dipercaya dan mana yang tidak bisa dipercaya. Seringkali kita hanya menerima begitu saja informasi yang sampai kepada kita tanpa memikirkan terlebih dahulu kebenarannya. Di sinilah kita dituntut untuk memiliki keahlian berpikir kritis.

Berpikir merupakan ciri utama yang membedakan manusia dari semua makhluk lain di muka bumi ini. Proses berpikir merupakan suatu hal yang netral, alami, dan merupakan fitrah manusia yang hidup. Kualitas hidup seorang dapat dikatakan ditentukan oleh bagaimana cara dia berpikir. 

Bukankah seorang pahlawan lahir dari cara berpikirnya yang besar? Bukankah pula ilmuwan-ilmuwan ternama mengubah wajah dunia yang primitif menjadi dunia yang luar biasa ini dengan pemikiran? Meskipun demikian, saat kita sendiri berpikir, seringkali apa yang jelas, parsial, dan tidak jarang emosional atau terkesan egosentris (mengutamakan kepentingan sendiri). Di sinilah kita dituntut untuk memiliki keahlian berpikir kritis.

Saat berpikir kritis, kita menggunakan pengetahuan dan kecerdasan kita secara efektif untuk sampai pada pendapat atau posisi yang paling mendekati kebenaran dan ketepatan. Saar kita tidak berpikir kritis kita akan dengan mudah membuat keputusan yang tidak masuk akal atau mengambil tindakan yang tidak beralasan kuat; meskipun kadang kita beruntung dan “kebetulan” sampai pada “kebenaran”. Tujuan berpikir kritis itu sederhana: untuk menjamin, sejauh mungkin, bahwa pemikiran kita valid dan benar.

Definisi Berpikir Kritis

Apa yang kita lakukan saat berpikir kritis? Secara umum, kita dapat mengatakan kalau berpikir kritis adalah berpikir jernih, teliti, penuh pengetahuan, dan adil saat memeriksa alasan untuk meyakini atau berbuat sesuatu. Hal seperti ini kadang lebih mudah dikatakan daripada dikerjakan.

Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut bisa didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau melalui media-media komunikasi.

Satu definisi yang lain menyatakan bahwa: “Berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang dimaksud”.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan. Keuntungan yang didapatkan sewaktu kita berpikir kritis adalah: kitab isa menilai bobot ketepatan atau kebenaran suatu pernyataan dan tidak mudah menelan setiap informasi tanpa memikirkan terlebih dahulu apa yang sedang disampaikan.

Indikator Berpikir Kritis

Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa berpikir kritis adalah berpikir secara rasional dan tepat dalam rangka pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Oleh karena itu, indicator kemampuan berpikir kritis antara lain dapat dirumuskan dalam aktivitas-aktivitas kritis berikut:

  1.  Mencari jawaban yang jelas dari setiap pertanyaan
  2. Mencari alasan atau argumen
  3. Berusaha mengetahui informasi dengan tepat
  4. Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya
  5. Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan
  6.  Berusaha tetap relevan dengan ide utama
  7. Memahami tujuan yang asli dan mendasar
  8. Mencari alternatif jawaban
  9. Bersikap dan berpikir terbuka
  10. Mengambil sikap ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu
  11.  Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan
  12. Berpikir dan bersikap secara sistematis dan teratur dengan memperhatikan bagiab-bagian dari keseluruhan masalah.

-Indikator kemampuan berpikir kritis dalam aktivitas kritis nomor 1 adalah mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan.

- Indikator yang berasal dalam aktivitas kritis nomor 3, 4, dan 7 adalah mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah.

- Indikator yang berasal dari aktivitas kritis nomor 2, 6, dan 12 adalah mampu memilih argumen yang logis, relevan dan akurat.

- Indikator yang diturunkan dalam aktivitas kritis nomor 8,10, dan 11 adalah mampu mendeteksi bias berdasarkan sudut pandang yang berbeda.

- Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis nomor 5 dan 9 adalah mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai seuatu keputusan.

 

Aktivitas dan Ciri-ciri Berpikir Kritis

 Ciri-ciri orang yang berpikir kritis dalam pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kebiasaan, adalah sebagai berikut:

1.    Menggunakan fakta-fakta secara tepat dan jujur
2.      Mengorganisasikan pikiran dan mengungkapkannya dengan jelas, logis atau masuk akal
3.      Membedakan antaa kesimpulan yang didasarkan pada logika yang valid 
      dengan logika yang tidak valid
4.      Mengidentifikasi kecukupan data
5.      Menyangkal suatu argumen yang tidak relevan dan menyampaikan dan 
       menyampaikan argument yang relevan
6.      Mempertanyakan bahwa fakta dan pemahaman seseorang selalu terbatas
7.      Mengenali kemungkinan keliru dari suatu pendapat dan kemungkinan bias dalam pendapat

 

Adapun secara ringkas, aktivitas dalam berpikir kritis ini melibatkan empat variabel, yaitu:

1.      Watak

Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai kejujuran, menghargai keragaman data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan siap untuk berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya lebih baik.

2.     Kriteria

Dalam berpikir kritis seseorang harus mempunyai sebuah kriteria, patokan atau standar. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.

3.      Argumen

Argumen adlah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Keterampilan berpikir kritis secara umum meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan penyusunan argument.

4.       Sudut pandang

Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan permasalahan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa berpikir kritis itu setidaknya menuntut lima jenis keterampilan, yaitu:

1.      Keterampilan menganalisis

Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep yang global atau umum dengancara menguraikan atau merinci hal-hal yang umum atau gobal ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Dalam menganalisis seseorang yang berpikir kritis mengidentifikasi Langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada suatu kesimpulan.

Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir analitis di antaranya: menguraikan, mengidentifikasi menggambarkan, menghubungkan, memeri nci, dan lain sebagainya.

2.     Keterampilan melakukan sintesis

Keterampilan sintesis meupakan keterampilan yang berlawanan dengan keterampilan menganalisis. Keterampilan sintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentuk atau susunan yang baru. Keterampilan sintesis menutut seseorang yang berpikir kritis untuk menyudutkanpadukan semua informasi yang diperoleh, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru.

3.    Keterampilan memahami dan memecahkan masalah

Keterampilan ini menuntut seseorang untuk memahami sesuatu dengan kritis dan setelah aktivitas pemahaman itu selesai, ia mampu menangkap beberapa pikiran utama dan melahirkan ide-ide baru hasil dari konseptualisasi tersebut diaplikasikan ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru.

4.    Keterampilan menyimpulkan

Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya untuk mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) baru yang lain. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut seseorang untuk mampu menguraikan danmemahami berbagai aspek secara bertahap untuk sampai kepada suatu formula baru, yaitu sebuah kesimpulan.

5.    Keterampilan mengevaluasi atau menilai

Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan niai sesuatu dengan menggunakan satu kriteria tertentu. Keterampilan menilai menghendaki seprang pemikir memberikan penilaian dengan menggunakan standar tertentu.

 

 

Sumber : 

Thinking Skill Berpikir Menuju Kritis karya Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Bersama Allah Aku Tak Lagi Mengenal Kata Bersedih

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu