IMM FIP UMJ: Menjelang Suksesi Kepemimpinan Dekan FIP UMJ 2021-2025

IMM JAYA!

IMM JAYA!

IMM JAYA! JAYA!! JAYA!!!

Puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT semoga melimpahi perjuangan kami PK IMM FIP UMJ.

Manusia diturunkan ke bumi oleh Allah SWT untuk menjadi penghuni dan diberikan kehendak untuk dapat mengelola segala sesuatu di muka bumi ini. Manusia diciptakan oleh-nya tak lupa dengan kesempurnaannya yaitu akal, dengan akal manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta dapat melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif untuk membangun sebuah peradaban. Manusia tidak dapat hidup sendiri, melainkan membutuhkan dan saling bergantung dengan manusia yang lainnya oleh sebab itu manusia adalah makhluk sosial. Manusia yang terkelompok dari individu-individu akan memunculkan suatu nama yaitu masyarakat.

Di dalam masyarakat perlu adanya pemimpin yang bertujuan untuk dapat mengarahkan ke arah mana akan dituju karena itu pemimpin harus mempunyai visi dan misi terlebih dahulu supaya tidak salah arah ketika memimpin, dan dengan kepemimpinannya dapat menciptakan keteraturan yang ada di dalamnya. Pemimpin dengan kepemimpinan dapat mengetahui dan memahami situasi kondisi yang sedang terjadi, pemimpin juga harus bisa memberikan jalan keluar atau solusi pada setiap permasalahan yang ada. Maka dari itu diperlukan pemimpin yang solutif dan terbuka bagi masyarakat dalam menyampaikan pendapat, kritik, masukan, dan saran.

Tugas dari seorang pemimpin itu tidak mudah, melainkan dia berdiri bukan untuk dirinya sendiri tetapi dia berdiri untuk kepentingan berbagai pihak. Dalam Islam pemimpin sering disebut dengan beberapa istilah yaitu dalam istilah arab adalah Imam yang artinya di depan untuk menjadi teladan dan Khalifah yaitu pengganti, artinya seorang pemimpin dituntut untuk menyiapkan penerus dan pelanjut perjuangannya, dan indikator keberhasilan seorang pemimpin ditentukan dalam keterampilan mencetak kadernya yang berkualitas.

Konsep kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan umat mempunyai empat sifat yakni (1) Siddik, yaitu jujur; (2) Amanah, yaitu dapat dipercaya; (3) Tabligh, yaitu senantiasa menyampaikan kebenaran; dan (4) Fathonah, yaitu cerdas bisa mencari jalan keluar dari berbagai permasalahan. Kepemimpinan Rasulullah dapat disebut dengan kepemimpinan profetik, yaitu kepemimpinan yang berkenaan dengan empat sifat keteladanan Nabi.

Kuntowijoyo membagi etika kepemimpinan profetik menjadi tiga misi utama, yakni: (1) Humanisasi, yaitu misi memanusiakan manusia, mengangkat harkat dan martabat kehidupan manusia, sehingga kemudian manusia memiliki tanggung jawab atas segala perbuatannya; (2) Liberasi, sebagai misi pembebasan manusia dari segala belenggu keterpurukan maupun ketertindasan; (3) Transendensi yaitu sebagai manifestasi dari humanisasi dan liberasi. Transendensi bermakna kesadaran Ilahiyah yang mampu menggerakkan hati bersikap ikhlas dan berserah diri kepada Allah akan segala hal yang telah dikerjakan..

Etika kepemimpian profetik yang digagas oleh Kuntowijoyo, seyogyanya manusia dapat meneladani keteladanan Rasulullah pada setiap kepemimpinannya dan juga mengingatkan tentang tanggung jawab manusia itu bukan hanya manusia ke manusia saja, tetapi manusia ke manusia, lingkungan, dan Tuhan. Dalam hidup, manusia pasti mempunyai masanya, maka dari itu manusia untuk melanjutkan atau meneruskan silsilah harus memiliki keturunan agar tidak sampai berhenti sampai situ saja. Begitupun dengan tampuk kepemimpinan organisasi, instansi, lembaga, bahkan pemerintahan pasti akan ada orang yang melanjutkannya supaya bisa terus berlanjut dan tidak hanya tinggal sejarah.

Sebentar lagi, Fakultas Ilmu Pendidikan akan melaksanakan suksesi kepemimpinan Pemimpin Fakultas untuk 1 periodisasi kedepan pada tahun 2021-2025. Posisi pemimpin pada Fakultas sangat fundamental karena kemajuan dan kesuksesannya dipengaruhi oleh kebijakan dari pemimpin. Kepemimpinan tidak saja berkaitan dengan jabatan, status, dan posisi yang didapatkan. Lebih dari itu, memastikan bahwa kekuasaan tidak bertindak dengan menggunakan ego pribadi, ego sebagian kecil dari keluarga FIP UMJ dan atau tanpa arah yang jelas.

Di tangan siapa dan bagaimana kepemimpinannya dalam memimpin Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta pada tahun 2021-2025?

Jika melihat perspektif Muhammadiyah mengambil keteladan dari KH AR Fakhrudin, Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, gerakan tajdid. Karenanya yang dapat memimpin Muhammadiyah haruslah anggota Muhammadiyah yang paham maksud KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Yang paham kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah. Yang mencintai dan memang memahami serta berkemauan untuk tercapainya maksud dan tujuan Muhammadiyah.

Kepada siapapun pemimpin yang terpilih nantinya, kami berharap dengan kepemimpinannya bisa untuk memastikan membawa laju gerak Fakultas tidak berjalan secara pragmatis yang di mana pragmatis itu sendiri adalah cenderung berpikir praktis dan sempit serta bukan juga mempunyai visi dan misi hanya sebatas berlabuh di pikiran saja. Kepemimpinan nantinya untuk Fakultas Ilmu Pendidikan pada tahun 2021-2025 adalah usaha untuk memadukan pikiran dan gerakan sehingga tercapai kebermanfaatan untuk persyarikatan, umat, dan bangsa.

Pastinya kami sebagai Pimpinan Komisariat IMM FIP UMJ bersedia berkolaborasi dengan pimpinan Fakultas maupun Civitas Akademik Fakultas Ilmu Pendidikan untuk terus berupaya memaksimalkan menjaga dan memajukan amal usaha milik Muhammadiyah terkhusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

    
Penulis: Rizky Budi Prasetyo (Ketua Umum PK IMM FIP UMJ periode 2021-2022) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Bersama Allah Aku Tak Lagi Mengenal Kata Bersedih

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu