CINTA TAK HARUS ROMANTIS
Tak jauh dari kata organisasi, Mahasiswa adalah salah satu
subjek yang menjadi pengisi dari suatu organisasi di Universitas. Mahasiswa
memiliki kewajiban utama yaitu menimba ilmu sebanyak-banyaknya dan kemudian
mengaplikasikan atau mengimplementasikan ilmu tersebut kepada masyarakat.
Menjadi mahasiswa tidak melulu hanya fokus dalam bidang akademik, namun juga
harus imbang dengan non-akademik. Salah satu bagian dari non-akademik adalah
organisasi. Melalui organisasi, mahsiswa belajar bagaimana berkomunikasi dengan
baik, mahasiswa berlatih untuk bekal nanti kembali kemasyakat.
Begitu juga dengan organisasi IMM dimana ketika seseorang
sudah masuk dengan istilah mengupkan salam dalam mengikuti kegiatan Darul Arqam
Dasar (DAD) tentunya sudah menjadi kader yang sah. Tapi lagi-lagi IMM di
manfaatkan oleh orang-orang yang hanya mempunyai kepentingan pribadi atas
dirinya sendiri, hal ini karena berdasarkan pengelaman kolektif mereka pada
realitas sosial yang dihadapi. Seharusnya seorang kader sudah paham betul apa
arti/makna dari kata “kader” itu sendiri, tapi nyatanya sampai saat ini kader
IMM masih menjalaninya sebagai sebuah formalitas agar tidak di beri lebel
“Mahasiswa Kupu-kupu”.
Makna atau arti kader sendiri adalah subjek sadar yang
historis (menyejarah), maka organisasi semestinya membuka lebar kesempatan bagi
kader yang berperan aktif dan menunjukkan bakat dan kemampuannya dalam jalannya
proses organisasi. Perlu adanya interaksi sosial antara satu kader dengan kader
lainnya agar memudahkan mereka dalam jalan berfikirnya. Lagi-lagi generasi saat
ini tingkat literasinya sangat menurun, isu-isu yang kian meningkat belum lagi gerakan IMM hingga saat
ini hanya
sekedar memenuhi formalitas kepengurusan, bukan totalitas.
Saat ini ruang publik untuk berdiskusi sangat minim hingga akhirnya tidak lagi
terlihat proses pergerakan untuk melakukan perubahan karena memah jiwa-jiwa
mahasiswa saat ini kurang akan kesadaran.
Sebetulnya perlu disadari bahwa interaksi kesadaran hanya
dapat dibentuk dengan upaya konsisten dan penuh komitmen untuk
menidialektikakan antara terori dan praktik, inilah syarat utama sebenarnya
untuk menjadi manusia yang historis, bila mana kader terjebak akan perkembangan
teori verbalisme dan demagog. Jika kader terjebak dalam teknikalisasi ini ia
pastinya akan menghasilkan ide dan akan muncul rasa kesadaran dalam dirinya.
Dalam buku Meretas Batas Pemikiran Karya Muh. Akmal Ahsan beliau mengatakan bahwa “Kader
diarahkan untuk terlibat dalam agenda-agenda prakis gerakan demi terbukanya
wawasan sosial dalam pola pikirnya dan atas realitas terhadap kehidupannya,
hanya dengan demikian maka kader akan memahami dirinya sebagai makhluk prakis”.
Padahal pada dasarnya IMM adalah wadah perkaderan sebagai
pelanjut estafet perjuangan dakwah Muhammadiyah dan Islam. Secara subtansial
arah perkaderan IMM bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
memiliki kapasitas akademik yang memadai sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman yang berakhlakul karimah dengan preoyeksi sikap individual
yang mandiri, bertanggung jawab dan memiliki komitmen serta kompetisi
perjuangan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Selama ini perkaderan di IMM masih
terlihat belum berdasar pada hasil kajian riset. Justru sebaliknya, banyak
ditemui dalam perumusan perkaderan masih berdasar pada asumsi sehingga rumusan
perkaderan pun tidak terukur dan tepat sasaran.
Perubahan demi perubahan benar-benar menggeser tidak saja
pola pikir, namun juga pola prilaku sosial kemasyarakatan. Dunia modern benar
dengan sifatnya yang proaktif, kompetitif dan individualistik mengiringi
perjalanan sejarah manusia hingga abad ini, hal ini berdampak pada perspektif
manusia atas apa yang disebut dengan kemanusiaan. Namun pada dataran strategi.
Personalia dan implementasi gerakan terlihat masih dikotomi diametral antara
personal satu dengan lainnya, baik itu dalam bentuk gerakan politik (advokasi)
ataupun gerakan pemberdayaan. Inilah yang seringkali menyebabkan IMM mengalami
dilema dan ambigu atas prioritas gerakannya.
Generasi kita merupakan generasi yang penuh gelombang tantangan, tetapi
tetaplah derap langkah kaki mesti berjalan, kita mesti mengintrupsi era, serta
menawarkan gagasan. demikian perkaderan merupakan ruang baik buat membentuk
manusia sempurna. kita bukan generasi kagetan, pula bukan pula gerkan sporadis
serta reaktif. kita merupakan generasi yang menyapa keadaan dengan nilai regenarisi
berkesinambungan. Pada hegemoni budaya yang kian mengekang pemahaman, ketidak
takutan atas matinya kemanusiaan serta pemahaman yang di buat secara tidak
berubah- ubah menyelamatkan manusia dari penjara- penjaranya, kaderisasi
merupakan jalur terbaik buat kita perjuangkan. sebetulnya lebih dalam dari itu,
butuh disadari kalau Jalinan merupakan penghayatan yang mirip dengan keimanan.
IMM telah melalui beragam dinamika dan semoga kedepannya akan terus
membangun peradaban yang teristimewa, terima dan kasih ku untuk IMM tidak akan
pernah ada kata habis untuk terus berpproses dan berjuang, “karena tugas
kita bukan bukanlah untuk berhasil tapi tugas kita adalah untuk mencoba karena
di dalam mencoba kita akan menemukan kesempatan untuk berhasil” (Buya
Hamka)
Daftar Pustaka:
Ahsan Akmal, Muh. 2020. Meretas Batas
Pemikiran: Sebuah Upaya Pengilmuan IMM. Litera: Yogyakarta.
Astuti Fuji Novi. 2020 pukul 18: 23. 7
Kata-kata bijak Buya Hamka menginspirasi, tamparan untuk kehidupan.
Merdeka.com. link: https://www.merdeka.com/jabar/7-kata-kata-bijak-buya-hamka-yang-menginspirasi-kln.html?page=2
Biodata Penulis:
Kholifatul Husna mahasiswa semester 6 yang menempuh pendidikan dengan
jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah
Jakarta, serta mengikuti organisasi kampus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang
Cirendeu. Saat ini saya menjabat di Pimpinan Komisariat Fakultas Ilmu
Pendidikan sebagai Kabid. IMMawati.
Emperor Casino: 100% Slots, Free Spins & Bonus Codes
BalasHapusEmperor Casino is an online casino that offers a 제왕카지노 보증 wide range of casino games. The casino has a wide range of casino games and a lot more. The game