PENGANTAR FILSAFAT

PENGANTAR FILSAFAT

Oleh : PK. IMM FIP UMJ




Apakah Filsafat itu ?
Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “Shopia”. Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Jadi arti filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut pandangan hidup (masyarakat). Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan/ pemikiran manusia memiliki peran yang penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Berfilsafat berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis dan universal. Untuk ini filsafat menghendakilah pikir yang sadar, yang berarti teliti dan teratur. Berarti bahwa manusia menugaskan pikirnya untuk bekerja sesuai dengan aturan dan hukum-hukum yang ada, berusaha menyerap semua yang berasal dari alam, baik yang berasal dari dalam dirinya atau diluarnya.
Filsafat merupakan suatu analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai sesuatu masalah, dan penyusunan secara sengaja serta sistematis atau sudut sudut pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan. Filsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keruntutan, dan keadaan memadainya pengetahuan, agar kita dapat memperoleh pemahaman. Secara sederhana hal ini berarti bahwa tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, dan menerbitkan serta mengatur semua itu dalam bentuk yang sistematis. Filsafat mebawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak.
           Seorang filsuf dianggap sebagai orang yang memandang segala sesuatu ‘dari sudut keabadian’, dan karenanya menemukan ketiadaan filsafat pentingnya segala sesuatu atau dianggap sebagai orang yang memandang manusia sebagai sesuatu yang tidak berarti, dan karenanya bersikap acuh tak acuh terhadap segala hal.
            Ada filsafat yang cenderung memuja akal. Ada sistem-sistem filsafat yang didasarkan pada pandangan yang mengutamakan kehendak. Dan dewasa ini, ada sistem-sistem filsafat yang menegaskan bahwa pengetahuan yang mendalam dalam arti yang sebenarnya diperoleh melalui perasaan. Dengan cara yang sama, banyak filsuf memberikan tekanan pada ketiadaan sifat pentingnya manusia, tetapi para filsuf yang lain menegaskan tentang keunggulan manusia.
            Filsafat merupakan pemikiran secara sistematis. Kegiatan kefilsafatan ialah merenung. Tetapi merenung bukanlah melamun, juga bukan berpikir secara kebetulan yang bersifat untung-untungan. Perenungan kefilsafatan ialah percobaan untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk memahami diri kita sendiri. Sesungguhnya tidak ada filsafat yang disusun dari ketiadaan dan tanpa hal-hal yang mendahuluinya yang telah dipelajarinya, dan oleh rekan-rekan semasa hidupnya yang mengajukan kritik terhadapnya.

Ciri-ciri Pikiran Kefilsafatan
            Filsafat merupakan hasil menjadi sadarnya manusia mengenai dirinya sendiri sebagai pemikir, dan menjadi kritisnya manusia terhadap diri sendiri sebagai pemikir di dalam dunia yang dipikirkannya. Seorang filsuf tidak hanya membicarakan dunia yang ada di sekitarnya dan dunia yang ada di dalam dirinya, melainkan juga membicarakan perbuatan berpikir itu sendiri. Ia tidak hanya ingin mengetahui hakikat kenyataan dan ukuran-ukuran untuk melakukan verifikasi terhadap pernyataan-pernyataan mengenai segala sesuatu, melainkan ia berusaha menemukan kaidah-kaidah berpikir itu sendiri.
        Sebuah sistem filsafat harus bersifat koheren. Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan yang koheren, yang konsepsional. Istilah koheren ialah runtut. Bagan konsepsional yang merupakan hasil perenungan kefilsafatan haruslah bersifat runtut (consistent).
            Filsafat berusaha memperoleh penyelesaian atau jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan agara dapat dipahami. Yang dinamakan penyelesaian ialah pernyataan yang terbukti benar, atau yang terbukti kebenarannya daripada pernyataan-pernyataan yang lain, termasuk juga pernyataan yang bertentangan dengan pernyataan.
            Filsafat merupakan pemikiran secara rasional. Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bagan konsepsional yang bersifat rasional. Yang dimaksudkan dengan ‘bagan konsepsional yang bersifat rasional’ ialah bagan yang bagian-bagiannya secara logis berhubungan satu dengan yang lain.
Filsafat berusaha untuk memulai dari bahan-bahan yang ditetapkan secara baik, dan berusaha menarik kesimpulan dari bahan-bahan tersebut secara logis. Di dalam filsafat, salah satu kesukaran yang muncul terdapat dalam uaha untuk mengadakan uraian secara ‘lebih geometrik’, bahwa definisi yang diajukan justru perlu memperoleh kritik.
Filsafat memang tidak lain daripada usaha mencari kejelasan dan kecermatan secara gigih yang dilakukan secara terus-menerus. Bisa kita tinjau dari sudut pandangan ini, filsafat mempunyai sifat kritik yang luar biasa. Tetapi kemudian filsafat juga berusaha bersifat konstruktif dan beralih kepada usaha melakukan rekontruksi terhadap alam semesta secara spekulatif.
Filsafat senantiasa bersifat menyeluruh (komperehensif). Dikatakan bahwa ilmu memberi penjelasan tentang kenyataan empiris yang dialami, filsafat berusaha untuk memperoleh penjelasan mengenai ilmu itu sendiri. Menurut susdut pandang ini, filsafat mencari kebenaran tentang segala sesuatu dan kebenaran ini harus dinyatakan dalam bentuk yang paling umum.
Suatu sistem filsafat harus bersifat komperehensif, dalam arti tidak ada sesuatu pun yang berada di luar jangkauannya, jika tidak demikian, filsafafat akan ditolak serta dikatakan berat sebelah dan tidak memadai. Suatu sistem baru dapat dikatakan memadai jika memuat penjelasan tentang semua gejala. Memang salah satu cara untuk mengecam suatu sistem filsafat ialah dengan menunjukkan bahwa sistem tersebut melupakan sesuatu yang tidak memperoleh tempat di dalamnya. Jika demikian, maka sistem semacam itu perlu diperluas atau ditolak.
Suatu pandangan dunia. Secara singkat, perenungan kefilsafatan berusaha memahami segenap kenyataan dengan jalan menyusun suatu pandangan dunia yang memberikan keterangan tentang dunia dan semua hal yang ada di dalamnya.
Suatu definisi pendahuluan. Dalam perenungan kefilsafatan, kita berusaha untuk mencari dasar-dasar bagi kepercayaan-kepercayaan kita. Perenungan kefilsafatan tidak berusaha menemukan fakta-fakta, filsafat menerimanya dari mereka yang menemukannya. Tetapi filsafat selalu menunjuk fakta-fakta untuk menguji apakah penjelasannya sudah memadai. Filsafat membicarakan fakta-fakta dengan dua cara :

11.     Filsafat mengajukan kritik atas makna yang dikandung fakta-fakta;
22.     Filsafat menarik kesimpulan-kesimpulan yang bersifta umum dari fakta-fakta.

Seorang filsuf tidak pernah menerima suatu fakta ‘secara dangkal’. Bahkan seorang ilmuwan yang baik tidak hanya berbicara mengenai fakta-fakta. Ia juga mempunyai pandangan dunia dan dalam hubungannya dengan pandangan dunianya itu ia memandang fakta-fakta yang dimilikinya.
     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Bersama Allah Aku Tak Lagi Mengenal Kata Bersedih

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu