Literasi sebagai Kreativitas dan Inovasi Pemuda Indonesia Menuju Era Society 5.0

   Oleh: Amalia Rizki Hawa

(Sekbid RPK PK IMM FIP UMJ Periode 2021-2022)


Seiring perkembangan zaman kini perkembangan teknologi sangat berkembang pesat terutama teknologi Pendidikan dan pada hari ini banyak sekali yang membahas tentang era society 5.0. Mengapa era society 5.0 ada? Era Society 5.0 ada karena solusi dari Revolusi 4.0 yang ditakutkan akan mendegradasi umat manusia dan karakter manusia.

Sebelum masuk ke Era Society 5.0, yang dimana melalui sektor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dilewati Era 1.0, yang pada saat itu masih menggunakan mesin uap tapi masih sangat membutuhkan tenaga manusia dan hewan karena masih belum menyeluruh. Era 2.0, yang ditandai dengan sudah adanya listrik. Era 3.0, yang ditandai dengan kompeterisasi menurut KBBI (penggunaan komputer (dalam menghitung, mengolah data, dan sebagainya) dan di Era 4.0, yang sudah ditandai dengan adanya Internet yang dimaksud sudah dapat mengakses untuk mencari apapun bisa jadi lebih mudah. Melalui IPTEK juga sesuatu dapat mendapatkan informasi yang berstruktur untuk mempermudah tujuan kehidupan sehari-hari.

Karena kita sudah mulai memasuki era yang lebih canggih yaitu Era Society 5.0. Apa yang dimaksud dengan Era Society 5.0? adalah era dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri, internet bukan hanya digunakan untuk sekedar berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan dan Society 5.0 dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya (virtual space) dan ruang fisik (nyata). Tujuan Society 5.0 adalah untuk menciptakan masyarakat di mana tantangan sosial diselesaikan dengan memasukkan inovasi revolusi industri keempat (misalnya Internet of Things, Big Data, Artificial intelligence, dan ekonomi berbagi) ke dalam industri dan kehidupan sosial (FHNW University of Applied Sciences and Arts Northwestern Switzerland, 2021).


Pada saat ini pemuda di Indonesia sedang dalam mempersiapkan masuknya ke dalam era society 5.0. Pemuda Indonesia sebagai pilar dari kaum muda sekaligus sebagai generasi pencetus harus menaruh perhatian lebih terhadap kondisi saat ini, pemuda harus berperan sebagai pemimpin dan menghasilkan kreativitas dan inovasi dengan memperkaya literasi serta memiliki wawasan yang lebih luas dalam hal perkembangan teknologi. Dengan memiliki wawasan yang luas dalam hal perkembangan teknologi, jika di lihat pada saat ini masih banyak sekolah-sekolah atau perguruan tinggi yang masih belum tatap muka saat pembelajaran, ada yang tatap muka hanya 1 bulan 2 kali, padahal kita manusia memerlukan pendekatan emosional, tetapi semua itu ada kekurangan dan kelebihannya, pada saat ini sekolah daring sudah membantu dan membuat kita tau dengan cara pemakaian teknologi lebih cepat dan pesat yang awalnya tidak tau cara penggunaannya, sekarang menjadi tau. Karena masih kurang peminat untuk berliterasi, peringkat minat membaca di Indonesia juga sangat rendah minat baca masyarakat Indonesia tertinggal jauh dibanding negara-negara seperti Singapura dan Malaysia. Berdasarkan studi Most Littered Nation In the World yang dilakukan oleh Central Connecticut State University, Indonesia menempati peringkat 60 dari total 61 negara. Artinya apa? Artinya tingkat literasi Indonesia sangat rendah, maka saat di Era Society 5.0 ini harus meningkatkan wawasan tentang berliterasi dan wawasan tentang teknologi.


Dengan Konsep Society 5.0 menjadikan manusia sebagai pusat kendali teknologi, dan pengembangan dan inovasi teknologi perlu digunakan untuk membantu dan memajukan pembangunan sosial, bukan untuk menggantikan manusia. Oleh karena itu, individu harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru. 


Mengapa kita harus menggunakan literasi untuk menghadapi era Society 5.0 ini? Bila dilihat dari pengetahuan teknologi, maka literasi juga harus diperkaya atau diperbanyak berliterasi karena dari literasi kita akan mendapatkan ilmu yang sangat banyak. Literasi bukan hanya membaca saja, melainkan menulis hal yang sudah dibaca setelah itu didiskusikan dengan teman atau didalam forum sekalipun, melakukan diskusi juga harus berpikir kritis, maka dari itu sangat banyak manfaat dari berliterasi. Saat diluar forum juga kita dapat berbicara dengan baik dan tidak asal karena kita sudah membaca buku sebelumnya dan berliterasi juga bukan hanya melalui media buku tetapi juga bisa melalui dengan alat teknologi seperti handphone dengan menggunakannya secara sehat, bijak, dan cerdas.


International Telecommunication Union (ITU) menyarankan untuk memahami cara generasi digital native belajar, bermain dan berpartisipasi di masyarakat dalam membantu merencanakan masa depan. Pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan internet merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh pemuda. Pada kenyataannya, internet bagaikan mata pisau yang memiliki dua sisi; sisi positif dan sisi negatif. Maka dari itu, literasi digital sangat penting dalam pemberdayaan pemuda yang menggunakan internet sebagai medianya. Sisi positif dari kegunaan teknologi, yakni: Mudah mencari informasi atau pengetahuan apapun yang kita tidak ketahui untuk mempermudah tujuan kehidupan sehari-hari. Sedangkan, sisi Negatif-nya, yakni: Kurang bijak dan cerdasnya kita saat mencari sebuah informasi di handphone atau laptop dengan melihat hal-hal yang tidak untuk dicari atau dilihat.


Bagaimana cara untuk mengembangkan dan meningkatkan kemauan untuk berliterasi pada pemuda saat ini? Menurut penelitian yang dilakukan oleh penulis, yakni: (1) Tumbuhkan kesadaran akan pentingnya literasi. (2) Sering membaca dan menulis segala sesuatu di sosial media. (3) Tingkatkan gerakan literasi bersama keluarga dan teman-teman, karena gerakan literasi bersama keluarga merupakan sebuah gerakan untuk membaca dan menulis yang dilakukan oleh keluarga dan teman-teman. (4) Mengikuti lomba-lomba yang berkaitan dengan berliterasi. (5) Membuka pojok baca.


Kemampuan dasar literasi yang berupa membaca dan menulis harus menjadi prioritas utama dalam dunia Pendidikan. Banyak manfaat yang didapatkan dari hasil membaca. Dengan membaca, kita bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dengan membaca juga kita mampu mendapatkan hiburan seperti membaca cerpen, novel, dan lain-lain. Dan dengan membaca kita mampu memenuhi tuntutan intelektual, meningkatkan minat terhadap suatu bidang, dam mampu meningkatkan konsentrasi.


Apa manfaat dan tujuan dari berliterasi itu sendiri?? Manfaat berliterasi, yakni: (1) Meningkatkan pengetahuan akan kosa kata. (2) Membuat otak bisa bekerja optimal. (3) Menambah wawasan. (4) Mempertajam diri dalam menangkap suatu informasi dari sebuah bacaan. (5) Mengembangkan kemampuan verbal. (6) Melatih kemampuan berpikir dan menganalisa. (7) Melatih fokus dan konsentrasi. (8) Melatih diri untuk bisa menulis dan merangkai kata dengan baik. Tujuan dari berliterasi, yaitu: (1) Menciptakan dan mengembangkan budi pekerti yang baik. (2) Menciptakan budaya membaca di sekolah dan masyarakat. (3) Meningkatkan pengetahuan dengan membaca berbagai macam informasi bermanfaat. (4) Meningkatkan kepahaman seseorang terhadap suatu bacaan. (5) Membuat seseorang bisa berpikir kritis. (6) Memperkuat nilai kepribadian.


Kebodohan yang kemudian menjadikan bangsa ini terjajah oleh bangsa asing adalah ketidakmampuan untuk menciptakan dan merubah, sebab pengetahuan dan kekuatan intelektual masih melemah dalam spirit generasi pada jaman dulu. Dapat diartikan bahwa dalam dunia literasi tidak lepas dari aktifitas membaca, menulis, berdiskusi, dan berpikir kritis. Bahwasannya dari sinilah peradaban akan maju dan berkembang. Untuk itulah, bagi generasi terutama mahasiswa yang mengemban Amanah untuk meneruskan cita-cita kemerdekaan adalah harus membangun tradisi menulis untuk diri dan bangsanya, sebagaimana apa yang dikatakan oleh Pramoedya Ananta Toer “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah”.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Karena Ikatan Membuat Aku Dan Kamu Menjadi Kita”

Memahami Perempuan: Tak Segampang itu

PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD DAHLAN