Gender dan Seks
Banyak diantara kita yang yang belum memahami gender dan seks,
bahkan terkait pengertian pun banyak yang memandang gender dan seks itu cenderung sama atau sebagian lain memandang jelas berbeda,
apakah gender itu hanya jenis
kelamin? Atau sebatas perempuan dan laki-laki saja ? Lalu bagaimana dengan seks, apakah ketika mendengar seks yang terpikir adalah pelecehan
seksual ? Atau organ biologis aja ?
Nah millenial saat ini sudah
seharusnya mengetahui terkait gender dan seks, karena merupakan salah satu pengetahuan
wajib yang harus diketahui untuk mampu menjaga, menyayangi bahkan menghormati
diri sendiri begitupun kepada orang lain. Apalagi terkait kesetaraan gender, biasanya lebih sensitif dan cenderung perempuan
dikesampingkan pada posisi rendah atau selalu dibelakang laki-laki.
Disini akan membahas terkait gender dan seks,
yang dimaksud dengan gender adalah
keadaan dimana individu yang lahir secara biologis sebagai laki-laki dan
perempuan yang kemudian memperoleh pencirian sosial sebagai laki-laki dan
perempuan melalui atribut-atribut maskulinitas dan feminitas yang sering
didukung oleh nilai-nilai atau sistem dan simbol di masyarakat yang
bersangkutan. ”Lebih singkatnya, gender
dapat diartikan sebagai suatu kontruksi sosial dan seks, menjadi peran dan perilaku sosial.”
Sedangkan yang dimaksud dengan seks merupakan pensifatan atau pembagian
dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada
jenis kelamin tertentu, seperti yang terlihat, seperti laki-laki memiliki
penis, scrotum, memproduksi sperma.
Sedangkan perempuan memiliki vagina, rahim, memproduksi sel telur.
Bisa difahami antara pengertian
gender dan seks terdapat perbedaan namun keduanya saling keterkaitan. Untuk
lebih mudah memahami gender dan seks kita bisa melihat perbedaan antara
keduanya yaitu dari gender bahwa
dibentuk oleh sosial (nurture), dapat
diubah, berbeda disetiap budaya, dan berbeda dari waktu ke waktu sedangkan seks sisi bilogis dibawa sejak lahir (nature), tidak dapat diubah, bersifat
universal dan sama dari waktu ke waktu.
Pada dasarnya gender itu direfleksikan pada status sosial, peran-peran sosial,
kekuasaan politik dan ekonomi antara laki-laki dan perempuan. Jadi ketika
muncul kesetaraan gender itu memberi ruang kepada perempuan untuk mampu mengembangkan
pemikiran dan kreativitas dalam berpikir dan tidak ada salahnya selama tidak
keluar dari syariat agama, karena sesungguhnya dihadapan Allah SWT. yang
membedakan hanyalah amal.
Namun karena sudah membudaya
sebutan bahwa perempuan itu selalu dipimpin bukan berarti perempuan tidak
pantas untuk memimpin, hanya saja asumsi-asumsi bahwa posisi perempuan selalu
dibelakang laki-laki menjadi sudut yang melemahkan dan ketika perempuan maju
untuk berada pada hakikatnya selalu dipandang asing, aneh bahkan seolah
melintas garis yang bukan seharusnya perempuan lakukan.
Disini laki-laki dan perempuan
harus saling mendukung, memotivasi dan berdiskusi untuk melengkapi kekurangan
dan kelebihan dari masing-masing pribadi supaya sama-sama berjalan pada hakikat
dan syariat yang sudah seharusnya, sehingga tidak terjadi kesalahfahaman bahwa
perempuan dan laki-laki itu pada posisi yang sama, ditekankan lagi bahwa yang
membedakan di hadapan Allah SWT. yaitu amal dan ketaqwaan.
Pemahaman tentang gender dan seks
itu mampu merubah pemikiran bahwa tidak ada perbedaan antara perempuan dan
laki-laki, kecuali sisi biologis yang membedakan karena itu sudah qadarullah
pemberian dari Tuhan yang Maha Esa. Sudah seharusnya perempuan dan laki-laki
berkolaborasi untuk mampu saling toleransi dalam berperan menyuarakan pendapat
sebagai bentuk kebebasan dalam berpikir,
karena perempuan dan laki-laki merupakan makhluk sosial yang mampu berkarya dan
berprestasi terutama dalam membebaskan hak dan kewajiban masing-masing pribadi.
Tulisan
dari: Nur Intan Fitriani kader IMM Kom. FIP UMJ Cabang Cirendeu
(untuk
memenuhi RTL kegiatan IMMawati’s Fun Day yang diadakan oleh Bidang IMMawati
komisariat FIP UMJ Cabang Cirendeu).
Komentar
Posting Komentar