BAB I Berpikir Kritis : Mengapa, Apa, dan Bagaimana
Mengapa Harus Berpikir Kritis ?
Pada saat ini kita hidup di era informasi. Kita hidup dalam lautan informasi dari berbagai sumber, seperti dari internet, televisi, majalah, surat kabar, teman sekolah, guru, dan lain sebagainya.
Informasi-informasi tersebut membanjir di sekeliling kita, dan kita sering
bingung untuk menentukan, mana di antara informasi-informasi tersebut yang
benar dan mana yang salah. mana di antara informasi-informasi tersebut yang bisa
dipercaya dan mana yang tidak bisa dipercaya. Seringkali kita hanya menerima
begitu saja informasi yang sampai kepada kita tanpa memikirkan terlebih dahulu
kebenarannya. Di sinilah kita dituntut untuk memiliki keahlian berpikir kritis.
Berpikir merupakan ciri utama yang membedakan manusia dari semua makhluk lain di muka bumi ini. Proses berpikir merupakan suatu hal yang netral, alami, dan merupakan fitrah manusia yang hidup. Kualitas hidup seorang dapat dikatakan ditentukan oleh bagaimana cara dia berpikir.
Bukankah
seorang pahlawan lahir dari cara berpikirnya yang besar? Bukankah pula
ilmuwan-ilmuwan ternama mengubah wajah dunia yang primitif menjadi dunia yang
luar biasa ini dengan pemikiran? Meskipun demikian, saat kita sendiri berpikir,
seringkali apa yang jelas, parsial, dan tidak jarang emosional atau terkesan
egosentris (mengutamakan kepentingan sendiri). Di sinilah kita dituntut untuk
memiliki keahlian berpikir kritis.
Saat berpikir kritis, kita menggunakan pengetahuan dan
kecerdasan kita secara efektif untuk sampai pada pendapat atau posisi yang
paling mendekati kebenaran dan ketepatan. Saar kita tidak berpikir kritis kita
akan dengan mudah membuat keputusan yang tidak masuk akal atau mengambil
tindakan yang tidak beralasan kuat; meskipun kadang kita beruntung dan
“kebetulan” sampai pada “kebenaran”. Tujuan berpikir kritis itu sederhana:
untuk menjamin, sejauh mungkin, bahwa pemikiran kita valid dan benar.
Definisi Berpikir Kritis
Apa yang kita lakukan saat berpikir kritis? Secara
umum, kita dapat mengatakan kalau berpikir kritis adalah berpikir jernih,
teliti, penuh pengetahuan, dan adil saat memeriksa alasan untuk meyakini atau
berbuat sesuatu. Hal seperti ini kadang lebih mudah dikatakan daripada
dikerjakan.
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis
atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut bisa didapatkan dari hasil
pengamatan, pengalaman, akal sehat atau melalui media-media komunikasi.
Satu definisi yang lain menyatakan bahwa: “Berpikir
kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran
sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima,
menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang dimaksud”.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan
berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk kehidupan,
pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan. Keuntungan yang
didapatkan sewaktu kita berpikir kritis adalah: kitab isa menilai bobot
ketepatan atau kebenaran suatu pernyataan dan tidak mudah menelan setiap informasi
tanpa memikirkan terlebih dahulu apa yang sedang disampaikan.
Indikator Berpikir Kritis
Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa berpikir kritis adalah berpikir secara rasional dan tepat dalam rangka pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Oleh karena itu, indicator kemampuan berpikir kritis antara lain dapat dirumuskan dalam aktivitas-aktivitas kritis berikut:
- Mencari jawaban yang jelas dari setiap pertanyaan
- Mencari alasan atau argumen
- Berusaha mengetahui informasi dengan tepat
- Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya
- Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan
- Berusaha tetap relevan dengan ide utama
- Memahami tujuan yang asli dan mendasar
- Mencari alternatif jawaban
- Bersikap dan berpikir terbuka
- Mengambil sikap ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu
- Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan
- Berpikir dan bersikap secara sistematis dan teratur dengan memperhatikan bagiab-bagian dari keseluruhan masalah.
-Indikator kemampuan
berpikir kritis dalam aktivitas kritis nomor 1 adalah mampu merumuskan
pokok-pokok permasalahan.
- Indikator yang berasal
dalam aktivitas kritis nomor 3, 4, dan 7 adalah mampu mengungkap fakta yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah.
- Indikator yang berasal
dari aktivitas kritis nomor 2, 6, dan 12 adalah mampu memilih argumen yang
logis, relevan dan akurat.
- Indikator yang
diturunkan dalam aktivitas kritis nomor 8,10, dan 11 adalah mampu mendeteksi
bias berdasarkan sudut pandang yang berbeda.
- Indikator yang
diturunkan dari aktivitas kritis nomor 5 dan 9 adalah mampu menentukan akibat
dari suatu pernyataan yang diambil sebagai seuatu keputusan.
Aktivitas dan Ciri-ciri Berpikir Kritis
Ciri-ciri orang
yang berpikir kritis dalam pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kebiasaan, adalah
sebagai berikut:
2. Mengorganisasikan pikiran dan mengungkapkannya dengan jelas, logis atau masuk akal
3. Membedakan antaa kesimpulan yang didasarkan pada logika yang valid
5. Menyangkal suatu argumen yang tidak relevan dan menyampaikan dan
6. Mempertanyakan bahwa fakta dan pemahaman seseorang selalu terbatas
7. Mengenali kemungkinan keliru dari suatu pendapat dan kemungkinan bias dalam pendapat
Adapun secara ringkas, aktivitas dalam berpikir kritis
ini melibatkan empat variabel, yaitu:
1. Watak
Seseorang yang mempunyai
keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka,
menghargai kejujuran, menghargai keragaman data dan pendapat, respek terhadap
kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan
siap untuk berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya lebih
baik.
2. Kriteria
Dalam berpikir kritis
seseorang harus mempunyai sebuah kriteria, patokan atau standar. Apabila kita
akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi,
keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias,
bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang
matang.
3. Argumen
Argumen adlah pernyataan
atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Keterampilan berpikir kritis
secara umum meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan penyusunan argument.
4. Sudut
pandang
Sudut pandang adalah cara
memandang atau menafsirkan permasalahan yang akan menentukan konstruksi makna.
Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai
sudut pandang yang berbeda.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat
dikatakan bahwa berpikir kritis itu setidaknya menuntut lima jenis
keterampilan, yaitu:
1. Keterampilan
menganalisis
Keterampilan menganalisis
merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen
agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Dalam keterampilan tersebut
tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep yang global atau umum dengancara
menguraikan atau merinci hal-hal yang umum atau gobal ke dalam bagian-bagian
yang lebih kecil dan terperinci. Dalam menganalisis seseorang yang berpikir
kritis mengidentifikasi Langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses
berpikir hingga sampai pada suatu kesimpulan.
Kata-kata operasional yang
mengindikasikan keterampilan berpikir analitis di antaranya: menguraikan,
mengidentifikasi menggambarkan, menghubungkan, memeri nci, dan lain sebagainya.
2. Keterampilan
melakukan sintesis
Keterampilan sintesis
meupakan keterampilan yang berlawanan dengan keterampilan menganalisis.
Keterampilan sintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi
sebuah bentuk atau susunan yang baru. Keterampilan sintesis menutut seseorang
yang berpikir kritis untuk menyudutkanpadukan semua informasi yang diperoleh,
sehingga dapat menciptakan ide-ide baru.
3. Keterampilan
memahami dan memecahkan masalah
Keterampilan ini menuntut
seseorang untuk memahami sesuatu dengan kritis dan setelah aktivitas pemahaman
itu selesai, ia mampu menangkap beberapa pikiran utama dan melahirkan ide-ide
baru hasil dari konseptualisasi tersebut diaplikasikan ke dalam permasalahan
atau ruang lingkup baru.
4. Keterampilan
menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan
ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan
(kebenaran) yang dimilikinya untuk mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran)
baru yang lain. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan
ini menuntut seseorang untuk mampu menguraikan danmemahami berbagai aspek
secara bertahap untuk sampai kepada suatu formula baru, yaitu sebuah kesimpulan.
5. Keterampilan
mengevaluasi atau menilai
Keterampilan ini menuntut
pemikiran yang matang dalam menentukan niai sesuatu dengan menggunakan satu
kriteria tertentu. Keterampilan menilai menghendaki seprang pemikir memberikan
penilaian dengan menggunakan standar tertentu.
Thinking Skill Berpikir Menuju Kritis karya Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag
Keren. Terimakasih atas ilmunya
BalasHapus