RASA YANG SALAH
Oleh: Ridha Apriana
(Kader IMM FIP UMJ 2020)
Aku seolah menjadi manusia paling bahagia saat bersamamu
Seolah kamu lah tempat paling menenangkan
Aku mengira kau rumah
Tapi...
Aku seolah menjadi manusia paling menyedihkan saat kehilanganmu
Aku menangis terisak-isak
Waktu terbuang hanya karena sesak patah hati
Aku merutuk diri
Menyalahi kamu
Menyalahi aku
Berdoa hanya karena patah hati?
Akhirnya aku kembali sadar
Aku lalai
Aku terlalu mencintai manusia
Aku menaruh harap hanya pada manusia yang sejatinya aku tahu manusia adalah makhluk yang selalu mengecewakan
Aku diam menatap diri
Kenapa aku sejatuh ini?
Masa itu sudah dilalui
Tapi biarlah hal itu menjadi masa lalu
Kita tak akan pernah bisa memutar waktu
Tak berguna jika hanya sesal tanpa perubahan bukan?
Kini sudah tak perlu lagi menyalahi takdir
Karena patah hati ini aku sendiri yang menciptakan
Mari berbenah diri
Mungkin kekecewaan hari ini akan kita syukuri kelak di hari mendatang
Bukankah mata kita terbatas?
Sehingga tak mampu melihat hikmah yang belum tersingkap
Pada hakikatnya rencana Allah akan lebih indah bukan?
Akan ku pendam erat segala rindu yang menyesakkan dada
Hanya melalui bait-bait doa akan aku sampaikan.
Maaf, aku masih menitikan air mata
Tapi sadarkah, dengan patah hati hari ini aku jadi lebih lama berdoa
Jadi lebih tenang dalam menghadap kepada-Nya.
Ah sungguh...
Mungkin ini jalan terbaik agar aku menjadi manusia taat
Kita selesai.
Selamat berproses menjalani detik-detik waktu yang setiap menitnya akan dimintai pertanggungjawaban
Padahal aku sadar segala sesuatu yang dimulai dengan kehinaan tidak akan pernah ada kebahagiaan di dalamnya
Maaf Tuhan aku telah lalai.
Komentar
Posting Komentar