Motivasi Untuk Tidak Mengeluh
Mengeluh itu tidak ada gunanya, mengeluh hanya memperparah. Dan, mengeluh bisa mengundang sifat jelek lainnya, yaitu malah.
Sementara, sepertinya mengeluh sudah menjadi “budaya”, bahkan diumumkan melalui media social sehingga semua teman kita menjadi mengetahuinya. Tidak sedikit yang mengungkapnya dengan kata yang kasar sehingga malah menyebar.
Sikap negatif itu seperti virus, mudah menyebar. Jika kita mengeluh, kemudian dikatakan dan juga ditulis di social media, kita menyebarkan sikap yang negatif. Juga sebaliknya, kita pun akan mudah terpengaruh oleh sikap negatif jika teman-teman kita banyak yang menjadi pengeluh.
Namun, seperti virus ada anti virusnya. Ada penangkalnya. Kita sulit menghindari dari para pengeluh, tapi kita bisa tidak tertular jika kita memiliki penangkalnya.
Penangkalnya bukan tablet, bukan kapsul, bukan juga obat herbal. Tapi kondisi pikiran dan hati kita yang kuat, sehingga kita bisa menangkal semua virus negatif itu.
Ya, seperti virus flu. Jika tubuh kita kuat, maka kita akan lebih sulit tertular flu. Jika kita lemah, daya tahan turun, dan dalam kondisi lelah, bisa jadi kita mudah terserah flu.
Motivasi Tidak Mengeluh Yang Pertama Adalah Bersyukur
Saat bicara tentang bersyukur, mungkin ada yang berkata seperti ini. “Bagaimana bisa bersyukur? Saya sedang dilanda kesusahan. Itulah alasannya mengapa saya mengeluh.” Justru, dengan bersyukurlah kesusahan Anda bisa hilang. Bukankah dengan bersyukur nikmat akan ditambah? “Ya sich, tapi apa yang harus disykuri?” Banyak sekali. Anda hanya tidak memikirkannya karena fokus pada masalah atau kesusahan Anda. Cobalah fokus pada nikmat-nikmat yang sudah Anda dapatkan. Banyak sekali, bahkan tidak terhitung.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam QS An-nahl : 18, artinya : “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya.” Jika masih kesulitan bersyukur, coba baca artikel Cara Meningkatkan Rasa Syukur.
Motivasi Untuk Tidak Mengeluh Yang Kedua Ini Sangat Memberdayakan Syukur akan memperbaiki ruhiyah kita, agar tidak kufur nikmat dan Allah menambah nikmat lagi. Nah, sebagai ikhtiar kita, maka saya jelaskan motivasi kedua agar tidak mengeluh, yaitu: ambil tanggung jawab. Mengambil tanggung jawab dari kondisi yang tidak kita inginkan jauh lebih memberdayakan dibandingkan hanya dengan mengeluhkannya. Anda harus mengambil tanggung jawab, bahwa semua yang terjadi adalah tanggung jawab Anda. Anda jugalah bertanggung jawab untuk mengubahnya sambil meminta pertolongan Allah.
Ingat QS. Ar Ra’d: 11 ini: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Jika Anda tidak suka atau tidak mau dalam kondisi saat ini, maka ambilah tanggung jawab untuk mengubahnya. Bukan dengan mengeluhkannya. Cobalah tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang BISA SAYA LAKUKAN untuk mengubah kondisi saat ini?” Pertanyaan ini akan membuat kita berpikir agar lepas dari kondisi ini. Tidak ada jalan buntu. Jika setelah berpikir masih belum menemukan jalan keluar, ada 3 hal yang bisa Anda lakukan. Berdo’a. Mintalah pertolongan dan petunjuk Allah agar kita bisa keluar dari kondisi yang tidak menyenangkan ini. Perbanyak istighfar, renungi kesalahan dan dosa serta mohon ampun kepada Allah. Tenangkan diri. Kadang kita sulit berpikir dengan jernih jika perasaan kita diisi dengan perasaan negatif. Stop mengeluh, karena mengeluh menambah perasaan negatif. Belajarlah. Tidak tahu dan bingung itu tanda kita kurang ilmu. Belajarlah, salah satunya belajar cara mengatasi masalah. In syaa Allah, Anda akan menemukan cara untuk keluar dari kondisi ini. Jika belum, teruslah berusaha untuk mencari jalan keluar. Kadang tidak mudah, memerlukan usaha yang panjang dan keras. Tapi yakinlah Anda bisa karena Allah tidak akan membebani kita diluar kesanggupan kita. Ini jauh lebih memberdayakan karena pikiran Anda lebih positif. Berbeda dengan mengeluh yang akan menambah negatif pikiran Anda. Dengan mengambil tanggung jawab, Anda akan lebih tegar, lebih bijaksana, dan lebih optimis. Anda pun akan mendapatkan hikmah yang luar biasa berharga dari kondisi yang tidak menyenangkan itu.
Bagaimana dengan Mengeluh Kepada Allah? Ini yang diperbolehkan. Sebab, pada dasarnya ini sebuah do’a. Meminta kepada Allah agar apa yang kita keluhkan ini segera hilang. Lakukan saat-saat sendiri, setelah shalat fardhu, dan shalat tahajud. Sekali lagi bukan kepada manusia melalui social media. Dalam kondisi tertekan tersebut Rasulullah Saw. mengeluh dan mengaduh hanya kepada Allah Swt. seperti yang terkandung dalam QS Al-Furqon : 30, yang artinya : “Dan berkatalah Rasul: Ya Tuhanku! Kaumku ini sesungguhnya telah meninggalkan jauh al-Quran”.
Begitu pula dengan Nabi Ya’qub dan Nabi ayub, sebagaimana firman Allah dimana Nabi Ya’qup berkata, yang artinya: “Sesungguhnya aku mengeluhkan keadaanku dan kesedihanku hanya kepada Allah,“ (QS. Yusuf : 86). Dan Nabi Ayyub a.s. , yang disebutkan Allah dalam firman-Nya, bahwa Ayyub berkata, yang artinya : “Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau (Allah) adalah Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang,”(QS Al-Anbiyaa’: 83). Jadi, kalau Anda mau mengeluh, mengeluhkan kepada Allah. Mudah-mudahan Allah segera mengubah kondisi kita. Namun hati-hati, kadang ada orang yang keluhannya berisi menyalahkan Allah dan berburuk sangka kepada Allah. Padahal, “Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.” (Muttafaqun ‘alaih). “Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnu zhon pada Allah” (HR. Muslim).
Kesimpulan Tidak ada gunanya mengeluh, apalagi mengeluh di sosial media. Mengeluhlah kepada Allah. Tingkatkan rasa syukur kita, agar kita fokus kepada nikmat dan kebaikan, bukan kepada hal yang negatif. Kemudian, ambillah tanggung jawab untuk mengubah kondisi yang tidak menyenangkan itu.
Motivasi Tidak Mengeluh Yang Pertama Adalah Bersyukur
Saat bicara tentang bersyukur, mungkin ada yang berkata seperti ini. “Bagaimana bisa bersyukur? Saya sedang dilanda kesusahan. Itulah alasannya mengapa saya mengeluh.” Justru, dengan bersyukurlah kesusahan Anda bisa hilang. Bukankah dengan bersyukur nikmat akan ditambah? “Ya sich, tapi apa yang harus disykuri?” Banyak sekali. Anda hanya tidak memikirkannya karena fokus pada masalah atau kesusahan Anda. Cobalah fokus pada nikmat-nikmat yang sudah Anda dapatkan. Banyak sekali, bahkan tidak terhitung.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam QS An-nahl : 18, artinya : “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya.” Jika masih kesulitan bersyukur, coba baca artikel Cara Meningkatkan Rasa Syukur.
Motivasi Untuk Tidak Mengeluh Yang Kedua Ini Sangat Memberdayakan Syukur akan memperbaiki ruhiyah kita, agar tidak kufur nikmat dan Allah menambah nikmat lagi. Nah, sebagai ikhtiar kita, maka saya jelaskan motivasi kedua agar tidak mengeluh, yaitu: ambil tanggung jawab. Mengambil tanggung jawab dari kondisi yang tidak kita inginkan jauh lebih memberdayakan dibandingkan hanya dengan mengeluhkannya. Anda harus mengambil tanggung jawab, bahwa semua yang terjadi adalah tanggung jawab Anda. Anda jugalah bertanggung jawab untuk mengubahnya sambil meminta pertolongan Allah.
Ingat QS. Ar Ra’d: 11 ini: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Jika Anda tidak suka atau tidak mau dalam kondisi saat ini, maka ambilah tanggung jawab untuk mengubahnya. Bukan dengan mengeluhkannya. Cobalah tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang BISA SAYA LAKUKAN untuk mengubah kondisi saat ini?” Pertanyaan ini akan membuat kita berpikir agar lepas dari kondisi ini. Tidak ada jalan buntu. Jika setelah berpikir masih belum menemukan jalan keluar, ada 3 hal yang bisa Anda lakukan. Berdo’a. Mintalah pertolongan dan petunjuk Allah agar kita bisa keluar dari kondisi yang tidak menyenangkan ini. Perbanyak istighfar, renungi kesalahan dan dosa serta mohon ampun kepada Allah. Tenangkan diri. Kadang kita sulit berpikir dengan jernih jika perasaan kita diisi dengan perasaan negatif. Stop mengeluh, karena mengeluh menambah perasaan negatif. Belajarlah. Tidak tahu dan bingung itu tanda kita kurang ilmu. Belajarlah, salah satunya belajar cara mengatasi masalah. In syaa Allah, Anda akan menemukan cara untuk keluar dari kondisi ini. Jika belum, teruslah berusaha untuk mencari jalan keluar. Kadang tidak mudah, memerlukan usaha yang panjang dan keras. Tapi yakinlah Anda bisa karena Allah tidak akan membebani kita diluar kesanggupan kita. Ini jauh lebih memberdayakan karena pikiran Anda lebih positif. Berbeda dengan mengeluh yang akan menambah negatif pikiran Anda. Dengan mengambil tanggung jawab, Anda akan lebih tegar, lebih bijaksana, dan lebih optimis. Anda pun akan mendapatkan hikmah yang luar biasa berharga dari kondisi yang tidak menyenangkan itu.
Bagaimana dengan Mengeluh Kepada Allah? Ini yang diperbolehkan. Sebab, pada dasarnya ini sebuah do’a. Meminta kepada Allah agar apa yang kita keluhkan ini segera hilang. Lakukan saat-saat sendiri, setelah shalat fardhu, dan shalat tahajud. Sekali lagi bukan kepada manusia melalui social media. Dalam kondisi tertekan tersebut Rasulullah Saw. mengeluh dan mengaduh hanya kepada Allah Swt. seperti yang terkandung dalam QS Al-Furqon : 30, yang artinya : “Dan berkatalah Rasul: Ya Tuhanku! Kaumku ini sesungguhnya telah meninggalkan jauh al-Quran”.
Begitu pula dengan Nabi Ya’qub dan Nabi ayub, sebagaimana firman Allah dimana Nabi Ya’qup berkata, yang artinya: “Sesungguhnya aku mengeluhkan keadaanku dan kesedihanku hanya kepada Allah,“ (QS. Yusuf : 86). Dan Nabi Ayyub a.s. , yang disebutkan Allah dalam firman-Nya, bahwa Ayyub berkata, yang artinya : “Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau (Allah) adalah Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang,”(QS Al-Anbiyaa’: 83). Jadi, kalau Anda mau mengeluh, mengeluhkan kepada Allah. Mudah-mudahan Allah segera mengubah kondisi kita. Namun hati-hati, kadang ada orang yang keluhannya berisi menyalahkan Allah dan berburuk sangka kepada Allah. Padahal, “Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.” (Muttafaqun ‘alaih). “Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnu zhon pada Allah” (HR. Muslim).
Kesimpulan Tidak ada gunanya mengeluh, apalagi mengeluh di sosial media. Mengeluhlah kepada Allah. Tingkatkan rasa syukur kita, agar kita fokus kepada nikmat dan kebaikan, bukan kepada hal yang negatif. Kemudian, ambillah tanggung jawab untuk mengubah kondisi yang tidak menyenangkan itu.
Komentar
Posting Komentar